PUBG, Freefire, Mobile Legend, seperti tak henti-hentinya menjadi topik pembicaraan teman temanku di sekolah. Teman-teman SMPku bahkan bermain game Android sembunyi-sembunyi saat guru sedang ada di dalam kelas.
Saat aku masih SD, aku pun sangat suka main game, sampai sekarang sih... kalo masih dibolehin he.-he.he... Dulu aku main game Clash Royale dalam waktu yang sangat lama, bahkan saat puasa aku bermain game dari sahur sampai berbuka puasa.
Aku bahkan pernah memiliki nomor WhatsApp salah satu staf game tersebut dan aku sangat sering bertanya sesuatu seputar game padanya. Tapi lama-kelamaan orang tuaku melarang aku bermain game karena saat aku bermain game aku suka marah-marah, memukul-mukul layar HP, menangis, bahkan aku jadi mudah marah saat tidak mengenggam HP di tangan. Mungkin istilahnya kecanduan game.
Jujur aku memang merasa malas melakukan sesuatu saat aku masih diizinkan bermain game di HP. Di sekolahku juga ada anak yang bolak-balik dipanggil guru karena dia izinnya ke sekolah tapi malah pergi ke warnet buat main game.
Kini, saat aku sudah tidak main HP, tubuhku terasa lebih nyaman dan ringan Menurutku, beberapa karakter di game sebenarnya tidak layak untuk dipertontonkan karena pakaian mereka terlihat terbuka dan terkesan tidak senonoh.
Aku tidak tahu kenapa dulu saat bermain game seakan-akan aku tidak mau berhenti, tapi sekarang aku mulai berpikir, wajar saja pemilik perusahaan game memiliki keuntungan triliunan rupiah per hari karena ada jutaan orang yang membuka gamenya setiap detik.
Kita bisa melihatnya di Playstore. Game-game terkenal bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta pendownload.
Sebenarnya kalau dipikir-pikir, untuk apa kita membayar kuota internet di HP, sekitar Rp 20.000 per sekian giga (paling murah) hanya untuk memperkaya para pemilik perusahaan game, Mendingan buat jajan ya he.he.he...
Posting Komentar