Tenggelam di Desember, terbit di Januari      
Terbit saat membuka mata, terbenam saat menutup mata 
Cintamu pada kami lebih luas dari samudera  
Pengorbananmu lebih pedas dari cabai 
Kebahagiaanmu kau limpahan pada kami 
                                     Deritamu tak kau cipratkan pada kami                                         

Kelembutan sutra tak sebanding dengan kelembutan gesekan telapak tanganmu           
Kau memberi kami kasih sayang lebih dari sang surya menyinari muka bumi
Kaulah yang berada di sisiku baik suka maupun duka 
Kalaupun aku mampu memberikanmu bintang, kau rela memberi rohmu kepadaku 
Setiap hari ayah mencari nafkah, setiap hari ibu menjaga kami 
Dari mata keduanya, aku bisa bercermin mencari jati diriku 

Orang bilang surga di telapak kaki ibu 
Orang bilang ayah mengenggam kunci surga 
Tak akan cukup aku membayar jasa keduanya walau kugendong dari Sabang sampai Merauke 
Sangat sedih dan pilu aku melihat teman temanku di luar sana 
yang menanti orang tua mereka yang tiada untuk kembali

Aku hanya selalu ingin duduk di pangkuan mereka 
Sedekat mungkin, seperti kedekatan api dan panas

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama