Suasana semakin memanas menjelang Perang Dunia I, yang menyebabkan Austro-Hungaria dan Kekaisaran Rusia menjadi saingan berat,karena pada tahun 1908 Austria-Hongaria mencaplok Bosnia. Hubungan antara kedua Kekaisaran rusak secara permanen. Hasilnya adalah permusuhan antara Austria-Hongaria di satu sisi dan Serbia dan Rusia di sisi lain.
Austria menggabungkan Bosnia dan Herzegovina. Hal ini untuk menghalangi suku Slavia yang didominasi dan dijajah oleh Austria untuk merdeka.Para pejabat Austria khawatir bahwa Rusia mengadopsi kebijakan pan-Slavisme. Pan-Slavisme sendiri adalah ideologi politik yang mendorong integrasi dan persatuan suku bangsa pemakai bahasa slavik.
Tsar Rusia menerapkan kebijakan pan slavisme, yang intinya menyatukan seluruh bangsa slavia dalam satu kepemimpinan, yakni dibawah Tsar Rusia. Karena hal ini, pejabat-pejabat di dalam Austria yang sekarang sudah berubah menjadi Austria-Hungary khawatir, sebab mayoritas penduduk negara mereka merupakan bangsa slavia,: polandia, slovakia, slovenia, kroasia, ceko/bohemia, serbia, Rumania (bukan slavia tapi saat itu Romania juga sudah menjadi negara tersendiri).
Austria Hungaria takut negara-negara tersebut bisa memisahkan diri atau bergabung dengan Tsar Rusia yang membuat wilayah mereka menjadi sempit.
Setelah itu terjadi dua kali perang di Semenanjung Balkan.Setelah perang Semenanjung Balkan yang kedua, Rusia yang mendapatkan bantuan dari Serbia ingin menggabungkan Albania dan Montenegro namun Austria menghalanginya sehingga gagal. Hal ini membuat suku Slavia sangat membenci Austria.
Semenanjung Balkan adalah wilayah yang berada di antara Eropa dan Asia, sehingga tempat tersebut merupakan tempat yang penting. Setelah abad ke 18 Rusia memajukan daerah ini dengan memutuskan "Pan Slavisme", Bangsa-bangsa Slavik bisa saja bersatu di bawah pemerintahan Tsar. Serbia, Montenegro, Rumania, Bulgaria,dan negara di sekitarnya yang berbahasa dan beridentitas suku suku Slavia.
Pada abad 19, wilayah ini ingin dimerdekakan sebagai suku Slavia sehingga wilayah dapat diperluas, namun Austria menghalanginya. Hubungan Austria dengan Serbia selalu tegang dan siap perang. Oleh karena itu, Semenanjung Balkan sering disebut sebagai 'bubuk mesiu Eropa'
Semenanjung Balkan mulai mendapat agresi di bawah kekuasaan Utsmaniyah sejak abad 14 dan setelah abad 15 mulai didominasi secara penuh.Namun pada 1878 Kekaisaran Utsmaniyah berperang dengan Rusia yang ingin memperluas wilayah sehingga menyebabkan kekuatan Utsmaniyah melemah. Hal ini mengakibatkan beberapa wilayah di Semenanjung Balkan merdeka.
Selain itu, ketika Kesultanan Ottoman melemah, ada kompetisi antara negara-negara besar Eropa. Ini juga memperkeruh hubungan antara Rusia dan Austria-Hongaria. Rusia diuntungkan dengan kemunduran Ottoman, namun Austria-Hongaria dan Britania Raya merasa Ottoman harus dipertahankan untuk menjaga kepentingan mereka.
Alasan paling utamanya yakni Austria menyatakan netral pada perang krimea 1853 antara Rusia melawan Britania, Perancis, dan Utsmaniyah Turki. Rusia berharap Austria ikut dan masuk kedalam perang tersebut karena pada tahun 1848 tentara Rusia berhasil memadamkan revolusi hungaria disaat militer Austria benar-benar lumpuh dan tidak mampu melawan pemberontakan.
Akibatnya cukup besar buat Austria, setelah perang krimea usai mereka terisolasi secara diplomatik, yang menyebabkan kalah bersaing dalam perebutan pengaruh negara-negara jerman dan finalnya dikunci oleh Prusia setelah kalah dalam perang tahun 1866.
Penyebab Perang Dunia I: Terbunuhnya Franz Ferdinand dari Austria-Hungaria
Dunia di awal 1900an terpecah belah oleh koalisi antar negara. Kebetulan juga Austria-Hungaria dan Serbia beda koalisi, sehingga kejadian pasukan Serbia yang sengaja membunuh Franz Ferdinand bisa dijadikan dalih untuk memulai perang, hingga negara seperti AS ikut terseret perang juga.
28 Juni 1914, putra mahkota Austria Frans Ferdinand dan istrinya datang ke Bosnia untuk melihat latihan militer tentara Austria. Saat itu Bosnia sedang ada dalam kekuasaan Austria. Oleh karena itu putra mahkota Austria tidak ada bedanya dengan pangeran di tempat itu.
Di hari itu pula terjadilah peristiwa Sarajevo yaitu pembunuhan putra mahkota Austria dan istrinya yang dilakukan oleh Gabrielo Fransiv. Pada peristiwa ini direncanakan pembunuhan rahasia oleh Serbia karena putra mahkota menghalangi bersatunya suku Slavia.
Serbia dan golongan nasionalisnya waktu itu berambisi untuk memerdekakan etnis Slavia di Bosnia dan Herzegovina yang berada di bawah kuasa Kerajaan Austria-Hongaria. Kepala Militer Serbia, Kolonel Dragutin Dimitrijevi, meyakini kemerdekaan bisa diwujudkan dengan membunuh Franz Ferdinand.
Dalam persidangannya, Princip menyatakan bahwa: "Saya seorang nasionalis Yugoslavia, bertujuan untuk penyatuan semua Yugoslavia, dan saya tidak peduli apa bentuk negara, tetapi harus dibebaskan dari Austria." Princip dijatuhi hukuman dua puluh tahun penjara, maksimum untuk usianya, dan dipenjarakan di benteng TerezÃn. Dia meninggal pada 28 April 1918 karena tuberkulosis yang diperburuk oleh kondisi penjara yang buruk yang telah menyebabkan kehilangan lengan kanannya.
Menyusul pembunuhan Archduke Franz Ferdinand dari Austria oleh nasionalis Serbia pada tanggal 28 Juni 1914, Austria mengirimkan ultimatum ke Serbia menuntut polisi dan militer Austria memiliki hak untuk memasuki Serbia. Serbia menolak ultimatum dan pada 28 Juli 1914, Austria-Hongaria menyatakan perang terhadap Serbia. Pada 6 Agustus, Kaisar Franz Joseph menandatangani deklarasi perang Austro-Hungaria terhadap Rusia, yang sejak 1 Agustus berperang dengan Jerman, sekutu Austria.
Pada tanggal 28 Juni 1914, Gavrilo Princip, seorang pelajar Serbia Bosnia dan anggota Pemuda Bosnia, membunuh pewaris takhta Austria-Hongaria, Adipati Agung Franz Ferdinand dari Austria di Sarajevo, Bosnia. Peristiwa ini memulai satu bulan manuver diplomatik di antara Austria-Hongaria, Jerman, Rusia, Prancis, dan Britania, yang disebut Krisis Juli.
Ingin mengakhiri intervensi Serbia di Bosnia, Austria-Hongaria
mengirimkan Ultimatum Juli ke Serbia, yaitu sepuluh permintaan yang sengaja
dibuat tidak masuk akal dengan tujuan memulai perang dengan Serbia.Ketika
Serbia hanya menyetujui delapan dari sepuluh permintaan, Austria-Hongaria
menyatakan perang pada tanggal 28 Juli 1914. Strachan berpendapat,
"Tanggapan ragu dan awal oleh Serbia yang mampu membuat perubahan terhadap
perilaku Austria-Hongaria bisa diragukan. Franz Ferdinand bukan sosok yang gila
popularitas, dan kematiannya tidak membuat kekaisaran ini berduka
sedalam-dalamnya
Yang menjadi sumber terbesar konflik mereka tidak lain tidak bukan yakni perebutan wilayah balkan, yang masih menjadi wilayah Utsmani Turki, namun pengaruhnya sudah semakin lemah, sampai pada finalnya yakni aneksasi bosnia oleh Austria yang membuat hubungan kedua negara semakin memburuk dan permusuhan pun semakin tak terhindarkan, dan akhirnya kedua negara berperang pada WW1 setelah pangeran Franz Ferdinand dibunuh di sarajevo oleh Gavrilo Princip.
Posting Komentar