"Avcı kalbini asla geri dönmeyecek alacakaranlık kraliçesine adadı...
Sang Pemburu mempersembahkan jantungnya untuk ratu senja yang tak akan pernah kembali. Seorang pendongeng memburu takdirnya, menikam sang buana dengan pedang bermata dua yang terbakar api..."
(Hasyi Ozgur Bhirawa Sanca IX)
12 Maret 2178 Masehi. Kerajaan Miggleland, nama negara sekaligus benua yang berada di wilayah Samudera Pasifik bagian utara.
Mungkin agak sulit dipercaya jika benua yang besar dan sangat jauh dari wilayah Nusantara ini, dulunya adalah bekas wilayah koloni dari kerajaan-kerajaan Jawa. Tapi jika melihat nama dinasti yang memerintah di benua ini, yaitu Dinasti Bhirawa Sanca Suwito, sudah bisa ditebak jika dinasti yang memerintah di kerajaan ini memang berasal dari keturunan Jawa.
Kerajaan Jawa yang pertama kali menguasai Benua Miggleland adalah Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara sekitar 1268-1293 Masehi atau di waktu bersamaan dengan Ekspedisi Pamalayu pada 1275 Masehi.
Kala itu Kertanegara berniat memperluas wilayah kekuasaannya agar dapat menyaingi dan membendung kekuatan Kekaisaran Mongol yang berambisi menguasai Singasari dengan cara menduduki seluruh wilayah Nusantara atau wilayah manapun di belahan dunia.
Benua ini masih diduduki kerajaan dari Jawa hingga zaman Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk pada 1340-1389 Masehi. Di masa Raja Hayam Wuruk inilah Kerajaan Majapahit berhasil menguasai seluruh wilayah daratan Miggleland.
Orang-orang yang tinggal di benua ini sebagian besar adalah para tahanan Jawa yang diasingkan dari masyarakat oleh pemerintahan Kerajaan Majapahit sebagai hukuman karena kejahatan yang telah mereka lakukan. Para tahanan itu biasanya adalah perampok, pengkhianat, dan semua orang yang dianggap sampah masyarakat.
Para tahanan itu dipaksa bermukim di Miggleland seumur hidupnya. Bahkan keturunan-keturunan dari para tahanan yang diasingkan itu tetap tidak diizinkan kembali ke Pulau Jawa. Meskipun tidak bersalah, mereka tetap harus menanggung kejahatan yang dilakukan oleh generasi-generasi pendahulunya.
Pada saat Majapahit runtuh di tahun 1478 M, para pemukim Jawa dan suku-suku asli di Miggleland yang juga merasa didiskriminasi oleh Kerajaan Majapahit saling bekerja sama menyusun strategi untuk memberontak dan mengusir sisa-sisa tentara Kerajaan Majapahit yang masih berkuasa di Miggleland.
Penduduk di Benua Miggleland merasa Kerajaan Majapahit memperlakukan mereka sebagai warga kelas dua, jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Setelah berhasil mengusir seluruh pasukan Kerajaan Majapahit yang tersisa di Miggleland, para pemukim Jawa dan suku asli Miggleland bekerja sama mendirikan kerajaan sendiri di benua itu dengan mengangkat seorang rakyat biasa yang memimpin pemberontakan itu. Orang yang bernama Bhirawa diangkat sebagai raja pertama.
Awal berdirinya Kerajaan Miggleland memang masih dipenuhi dengan banyak misteri. Tapi yang jelas dalam bahasa klasik penduduk aslinya, Miggleland bermakna tanah tandus yang dicintai.
Dugaan awal menyebutkan jika nama Miggleland berasal dari orang Eropa pertama yang menemukannya yaitu Ferdinand Magellan, seorang penjelajah Portugis. Ia dianggap sebagai penemu Benua Miggleland. Ia juga merupakan ahli geografi dan pelaut yang menyakini jika bumi berbentuk bulat. Ia orang pertama yang berlayar dari Eropa ke barat menuju Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi dunia.
Penduduk asli yang pertama kali mendiami benua ini ini dipercaya adalah suku-suku nomaden Turki yang sisa-sisa peradabannya hingga kini masih dapat dijumpai di daratan Eropa terutama Anatolia, Asia Tengah, hingga tanah Hindustan di India.
Beberapa suku Turki seperti Khazar dan Pecheneg, kerap disebut sebagai suku pengembara selama bertahun-tahun. Mereka umumnya hidup berpindah-pindah dari satu padang rumput ke padang rumput lainnya. Suku ini menggunakan pakaian kulit dan bersenjatakan panah, tombak, serta pedang.
Bangsa Turki tersebar dari Benua Miggleland yang membentang dari daratan Asia Tengah hingga ke Siberia. Kawasan di sekitar Pegunungan Altay, sering dianggap sebagai tanah kelahiran leluhur Bangsa Turki.
Mayoritas dari mereka menetap di wilayah Xiongnu yang mencakup Mongolia, Kazakhstan Timur, Kirgizstan Timur, Manchuria Barat, dan Rusia Selatan. Bangsa Turki pertama kali muncul sebagai etnis dari pinggiran Xiongnu, Tiongkok, sekitar 200 sebelum Masehi atau sezaman dengan Dinasti Han.
Selain suku nomaden Turki, Orang-orang Nenets di Kutub Utara Siberia yang menjalani kehidupan nomaden dengan mencari padang rumput segar untuk rusa kutub juga banyak berada di sini, meskipun mereka suku asli yang kurang mendominasi benua ini dibandingkan suku nomaden Turki. Mereka pun terdampar dan menetap di benua yang memiliki iklim dingin.
Di zaman ini, manusia sudah mampu mengendalikan gravitasi bumi, manusia menggunakan gulungan super konduktor besar yang ditumpuk untuk menghasilkan medan gravitasi buatan. Dengan mengendalikan gravitasi manusia sudah mampu menciptakan alat yang dapat membuat bangunan bisa mengapung di atas langit.
Manusia zaman ini mampu mengendalikan gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk menghasilkan medan gravitasi buatan. Gelombang ini bisa diaktifkan atau dinonaktifkan dengan perintah sang raja untuk mengendalikan gravitasi suatu bangunan.
Tetapi penguasa di kerajaan ini hanya mengizinkan bandara sebagai satu-satunya bangunan yang mengapung di atas awan. Berbeda dengan di negara lain di mana bangunan terapung tempat hidup orang kaya, sedangkan orang miskin tetap hidup di permukaan bumi dan tetap menjalani gaya hidup nenek moyangnya yang terbelakang.
Raja Ghaozon Bhirawa Sanca, penguasa Minggleland saat ini, berusaha sebaik mungkin mengurangi kesenjangan sosial di antara rakyatnya. Tetapi kesenjangan sosial antara kaum bangsawan dan rakyat jelata tetap tak dapat dihindarkan di kerajaan ini. Karena itu, Raja Ghaozon tidak membangun istananya sendiri dengan mengapung di atas awan, melainkan tetap membangun di permukaan bumi.
Setelah perang nuklir berakhir. Asap cendawan akibat ledakan membumbung tinggi ke atas awan, hingga ke atmosfer bagian atas planet bumi. Kemudian asap cendawan itu mengelilingi dunia dan menghalangi cahaya matahari menuju bumi.
Sinar matahari yang sangat tipis tertutup  cendawan awan hitam sisa dari perang nuklir yang terjadi hampir seratus tahun lalu. Cahaya tipis-tipis itu tak gagal menyinari dahi raja yang dipenuhi dengan keringat dingin karena kegelisahannya.
Kompleks di istana ini memiliki beberapa bangunan yang mengelilingi lapangan istana dan kebun, seperti gudang senjata, ruang harta, ruang makan, kamar raja, dan beberapa menara penjaga dengan kubah setengah lingkaran berlapis emas di atasnya. Jeruji besi menjadi jendela di menara penjaga itu.
Sambil berdiri di balkon kamarnya dengan kaki yang sedikit gemetar, Raja Ghaozon tampak sedang menantikan sesuatu yang sangat penting. Tak jauh dari Raja Ghaozon, dengan penuh kesabaran dan kesetiaan, sang perdana menteri mendampingi sang raja yang nampak sedang gelisah. Hati raja seakan dipenuhi kabut tebal, memandangi bandara-bandara terapung yang melayang tinggi di atas balkon istananya.
Kerajaan Miggleland memang menganut sistem pemerintahan monarki absolut, raja berperan sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, sekaligus panglima tertinggi kemiliteran. Tetapi, berbeda dengan kebanyakan negara monarki absolut lainnya yang tak memiliki perdana menteri. Kerajaan Miggleland tetap memiliki grand vezir atau perdana menteri.
Grand vezir memiliki surat kuasa tertinggi di antara menteri-menteri yang lain. Jabatan grand vezir hanya dapat dicopot oleh raja sendiri.
Grand vezir berhak mengumpulkan semua vezir atau menteri lainnya yang lebih rendah jabatannya untuk membantu urusan negara. Namun perdana menteri di kerajaan ini hanya mewakili raja di saat-saat darurat sehingga kekuasaan perdana menteri sangat sempit jika dibandingkan dengan kekuasaan raja.
Pada senja hari ini, hati Raja Ghaozon terasa tersayat mendengar jerit kesakitan dari sang ratu yang terdengar seperti rauman harimau dari balik pintu kamarnya. Sang ratu meronta-ronta hingga suara kakinya terdengar menggeliat di atas tempat tidur, seakan sedang menendang sesuatu yang mengganjal di kakinya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama