Remaja perempuan itu adalah Anita Isadora. Satu-satunya teman perempuan di sekolah yang tak pernah mengganggu ataupun mengintimidasi Hasyi dan Selim karena kelakuan aneh mereka sebagai anak autis.

Mungkin karena Anita juga sering diejek teman-teman di sekolahnya. Ia adalah anak perempuan yang dikenal pemalu dan lebih suka menyendiri. Anita cenderung lebih suka bermain dengan hewan-hewan peliharaannya atau hewan liar apapun yang ia temui.

Anita lebih mudah berinteraksi dengan hewan daripada teman-teman di sekolahnya. Selain itu, teman-teman di sekolah menjauhi Anita karena siluman ular seperti Anita sangat identik dengan binatang berbisa. Teman-teman di sekolah Anita banyak yang menjauhinya karena mereka tidak ingin terkena bisa ular yang ada di tubuh Anita.

Mereka percaya bisa ular di tubuh Anita adalah virus yang dapat menular secara berantai dan tak dapat berhenti ke seluruh orang yang ada di sekolah. Padahal Anita adalah siluman ular titanoboa yang sama sekali tidak memiliki bisa ular.

Genus ular raksasa titanoboa yang menjadi jenis siluman Anita adalah ular raksasa sepanjang 15 meter yang hidup sekitar 60 hingga 58 juta tahun yang lalu pada periode Paleosen. Satu-satunya ular terbesar yang pernah ditemui sampai saat ini.

Tak jarang Anita kerapkali dibully oleh teman ataupun kakak kelasnya hingga satu sisi bingkai kacamata merah mudanya patah. Tak pernah ada teman sekelasnya yang mau melakukan kerja kelompok bersamanya.

Anita pasti merasa senasib dengan Hasyi dan Selim karena selalu diejek teman-teman di sekolahnya. Lantaran perasaan senasib itulah mereka bertiga menjadi sahabat baik hingga hari ini.

Hasyi pertama kali bertemu dengan Anita saat sama-sama sedang membaca buku di perpustakaan sekolah. Anita adalah gadis kutu buku yang berkacamata tebal dengan tatapan mata tajam. Ia selalu terlihat cermat. Anita menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca buku. Ia dan Hasyi memang sama-sama kutu buku.

Meskipun terlihat culun dan kutu buku, Anita sebenarnya sangat jago berkelahi, seperti ketika Selim sedang diganggu di bawah tiang listrik jalan komplek oleh teman-temannya. Para pengganggu Selim langsung berlari ketakutan begitu melihat Anita terlihat ingin menolong Selim. Mereka lebih memilih melarikan diri daripada harus berurusan dengan Anita.

Saking begitu akrabnya, pernah sesekali mereka bertiga membicarakan impian saat sudah dewasa. Anita pernah bercerita pada Hasyi jika ia memiliki cita-cita menjadi seorang peragawati seperti yang selalu diinginkan ibunya.

Hasyi pernah mengatakan pada Anita jika ia sebenarnya memiliki cita cita yang bisa dibilang lebih sederhana dari cita-cita yang dimilki Anita. Hasyi hanya memiliki cita-cita dapat mengurus dan menafkahi dirinya sendiri.

Hasyi juga ingin menjadi seorang guru taman kanak-kanak karena ia sangat suka berinteraksi dengan anak-anak yang usianya jauh di bawahnya. Hasyi ingin membuat anak-anak yang usianya jauh di bawahnya itu menjadi bahagia.

Sementara, Selim selalu pura-pura tidak mendengar atau bergumam sendiri saat ditanya soal cita-citanya.

Ayah Anita adalah siluman ular titanoboa, sedangkan ibunya adalah siluman bunga mawar. Kedua kekuatan orang tuanya menurun padanya.

Selain penampilan siluman ularnya yang diwariskan oleh ayahnya, Anita memiliki kekuatan ragmir siluman bunga mawar yang diwariskan dari ibunya. Seperti kekuatan menggunakan sebuah seruling yang terbuat dari bambu merah. Saat Anita memainkan seruling bambu merahnya, hanya dalam beberapa detik tanaman yang ada di sekitarnya menjadi tumbuh subur secara tiba-tiba.

Berbeda dengan Hasyi dan Selim, Anita sudah dilahirkan dengan kemampuan menggunakan kekuatan siluman ular. Konon Anita bahkan dilahirkan dengan menetas dari telur ular milik ibunya.

Sebenarnya Anita adalah anak perempuan yang cukup cantik di sekolahnya. Dengan lesung pipit yang menghias wajahnya, Anita terlihat sangat manis. Anita juga memiliki kulit yang putih bersih, ditambah dengan hidung yang lumayan mancung serta iris mata oranye yang berkilau bagaikan berlian.

Saat Anita masuk ke ruangan bermain Selim, beberapa saat ia celingukan melihat ruangan yang sangat berantakan dengan kaset-kaset video game berserakan di mana-mana. Gayanya sudah seperti guru yang ingin menghukum murid di kelas begitu melihat Selim sedang makan coklat dan kue yang berpengawet.

Anita memasang muka jutek dan lalu berkacak pinggang. “Selim aku akan mengadukan ini pada orang tuamu jika kau makan coklat dan kue yang mengandung gula. Orang tuamu menyuruhku untuk melaporkan jika melihatmu menyantap makanan yang mengandung gula. Orang tuamu bilang alergimu pada gula dapat membuatmu sesak napas dan kesulitan untuk tidur.”

Anita lalu menakut-nakuti Selim dengan pura-pura memotret coklat dan kue berpengawet Selim dengan menggunakan ponselnya. Anita mengancam, ia akan mengirimkan foto itu pada orang tua Salim di luar negeri.

Anita memang anak perempuan yang lembut dan pemalu. Tapi di balik itu, ia juga sangat tegas dan disiplin dengan peraturan-peraturan yang berlaku, baik pada dirinya sendiri ataupun pada kedua temannya. Namun ia bukanlah orang yang mudah marah dan terkadang ia mempertahankan ketegasannya dengan tenang dan agak licik. Yah, seperti ular. Karena ia memang siluman ular.

Sikap Anita yang terlalu disiplin pada Selim semata-mata untuk kebaikan Selim sendiri. Ia selalu merasa kasihan pada Selim yang sering sakit usai mengkonsumsi makanan yang membuat alerginya kambuh. Mungkin, Anita memang anak kutu buku yang terlalu serius dengan hidupnya.

Anita adalah orang yang sangat lemah dalam mengambil keputusan. Mudah galau dalam menentukan pilihan apa yang menyenangkan baginya atau tidak. Sebab, pada satu sisi ia senang menyendiri dan berdiam diri tanpa dikelilingi banyak orang, namun di sisi lain ia juga tertarik untuk mengeksplor dunia luar dan keramaiannya.

“Tolong jangan beritahu ini pada orang tuaku, aku janji akan melakukan apa saja untukmu,” Selim memohon dan bersimpuh di depan Anita. Selim sangat gelisah hingga giginya agak bergemeretuk.

“Ok aku nggak akan kasih tahu orang tuamu. Tapi ada syaratnya! Kamu harus kerjain PR-ku selama seminggu!” Anita tersenyum tipis sambil menutup wajahnya dengan rambut oranyenya yang panjang. Ia ingin wajahnya terlihat seperti hantu untuk menakut-nakuti Selim. Ia juga mempertontonkan gigi dan lalu memperlihatkan taring siluman ularnya yang membuat Selim semakin ketakutan.

Anita langsung menyambar salah satu cemilan yang disajikan Selim tanpa perasaan sungkan sedikitpun pada Selim yang merupakan tuan rumah. Ia bagaikan ular sungguhan yang melesat memburu seekor tikus.

Karena ketakutan dengan wajah yang diperlihatkan Anita, Selim langsung berlari ke arah Hasyi dan memeluk tubuh Hasyi erat-erat. Ia menatap Anita dengan lidahnya menjulur ke samping kanan.

”Kamu memang sangat rakus Selim, tapi kenapa kamu nggak pernah bisa gemuk ya? ” ujar Hasyi yang lalu melirik Anita.

“Gak bosan nakut-nakutin Selim setiap ketemu dia? Kalian berdua kayaknya pasangan yang sangat serasi, yah,” kata Hasyi tersenyum jahil menyela pembicaraan kedua temannya.

Sebenarnya Hasyi bukannya tidak takut dengan wajah seram yang diperlihatkan Anita. Hasyi tidak ketakutan karena saat ini terlalu banyak memikirkan video game yang baru saja ia mainkan bersama Selim. Isi kepala Hasyi sama sekali tak bisa memikirkan wajah seram yang baru saja diperlihatkan oleh Anita, atau hal apapun selain video game yang ia mainkan.

Selain dibuat untuk menakut-nakuti Selim, biasanya Anita membuat wajahnya menjadi terlihat menyeramkan juga untuk menakut-nakuti Hasyi. Anita biasanya berniat menakut-nakuti Hasyi dan Selim hanya untuk sekedar bercanda dan bersenang-senang bersama mereka.

Tetapi Hasyi dan Selim seringkali menganggap Anita benar-benar ingin menggigit mereka dengan taring siluman ularnya. Anak autis dengan sindrom asperger seperti mereka agak kesulitan membedakan orang yang sedang serius ataupun yang sedang becanda.

Hasyi tetap tersenyum meskipun senyumannya dibalas tatapan dingin dan jengkel dari kedua temannya. Namun dalam hatinya, Hasyi sangat senang kedua teman baiknya bisa bergaul dengan sangat akrab.       

“Bukannya aku mau memuji tapi bukan cuma Selim, perasaanku kalian berdua semakin tampan saja,” bibir Anita tersungging. Pipi Hasyi dan Selim memerah terutama Selim yang sejak kecil diam-diam mencintai Anita.

Anita dan keluarganya tinggal di Angel Island, sebuah pulau yang berada di langit sejajar dengan banyaknya bandara terapung di Miggleland. Dia dan seluruh anggota keluarganya yang juga memiliki darah siluman ular ditakdirkan untuk menjaga Miggleland Emerald yang berada di Altar Miggleland agar tidak dikuasai roh jahat untuk selamanya.

“Ngomong-ngomong kamu di sini ngapain Anita? Mau pacaran sama Selim ya?” cibir Hasyi membuat pipi gadis pemalu itu menjadi memerah.

Lidah siluman ular Anita mendesis. “Hhii sembarangan kalo ngomong. Aku cuma mau ngerjain tugas kelompok fisika sama Selim, tapi kok cuma aku yang datang ke rumah Selim? Teman kelompok kita pada males semua ya Selim?” Anita mencoba mengalihkan pembicaraan. Pipinya masih memerah.

Sebenarnya Anita tahu teman sekelasnya bukan malas mengerjakan tugas kelompok. Mereka memang tak mau mengerjakan tugas kelompok bersama dirinya dan Selim. Teman-teman sekelas memang tak menyukai Anita dan Selim karena menggangap mereka berdua aneh dan gila.

Sekarang sudah pukul tujuh malam. Tak terasa sudah empat jam Selim dan Anita mengerjakan tugas fisikanya. Hasyi tak ingin mengganggu kedua temannya yang sedang sangat berkonsentrasi mengerjakan tugas fisika.

Hasyi memilih duduk di sudut ruang bermain Selim. Ia memainkan game onlinenya sendirian, sementara kedua temannya sedang mengerjakan tugas fisika.

Saat Hasyi sedang  memainkan game onlinenya, Hasyi seringkali kesal karena Teo beberapa kali mencoba mengubunginya lewat ponsel yang ia pakai untuk bermain video game. Ini membuat Hasyi seringkali kalah dan keluar dari permainan gamenya karena konsentrasinya buyar. Hasyi pun terus mencoba tidak memedulikan panggilan Teo lewat ponselnya.

Tapi akhirnya Hasyi dan kedua temannya yang sedang mengerjakan tugas dikejutkan oleh suara klakson mobil yang sangat keras dari luar rumah Selim. Suara klakson itu seolah telah memecahkan ketenangan cahaya bulan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama