Tubuh Hasyi dan Selim saling menggeliat dan bertabrakan satu-sama lain saat mereka baru sadar dari pengaruh kekuatan Anita.

Ketika bangun, mereka ternyata sudah berada di atas kursi kayu panjang di sebuah ruangan interogasi yang terbuat dari tembok kayu setebal batu bata. Ruangan yang sangat gelap dan lembab.

Kepala mereka disinari oleh semacam senter interogasi yang membuat mata mereka mulai memerah. Hasyi dan Selim hanya bisa meringis menahan terpaan cahaya senter di wajahnya.

Anita yang melihat kedua temannya sudah sadar langsung melepaskan tali yang mengikat kaki kedua temannya itu. Tetapi ia masih menyisakan satu rantai yang digembok di tangan mereka. Entah apa maksudnya, mungkin Anita khawatir kedua temannya itu memberontak dan kemudian berusaha kabur.

Kemudian Anita duduk di kursi kayu panjang lain yang berhadapan dengan kursi kayu tempat Hasyi dan Selim duduk. Sebuah meja kayu interogasi besar berlaci empat berada di tengah, memisahkan antara kursi kayu Anita dan kursi kayu tempat Hasyi dan Selim.

Mata Hasyim dan Selim celingukan mencari pintu, jendela, atau lubang apapun yang dapat membuat mereka keluar dari tempat dan situasi ini. Mereka sepertinya sudah tak tahan dengan situasi seperti ini. Seakan mereka sedang menerima hukuman dan menunggu vonis untuk dieksekusi.

Anita yang tadinya memakai gaun kini terlihat mengenakan semacam seragam militer berwarna campuran hijau dan coklat. Ia juga mengenakan helm anti peluru mirip pasukan Janissary berwarna coklat kemerahan yang menyulur sampai ke leher belakangnya. Berbagai macam lencana bintang berkilau tersemat di depan seragamnya. Ia sama sekali tak terlihat mengenakan kacamata yang biasanya selalu ia pakai saat di sekolah atau keluar rumah. Ia pun tak lagi tampak anggun, tapi terlihat gagah dengan seragamnya.

“Ke mana kau membawa kami, Anita? Tempat apa ini, Anita? Jika kau ingin membawa kami ke suatu tempat, kau tinggal mengajak kami! Kau tidak perlu repot-repot menculik kami sampai seperti ini!” sergah Selim sambil melepaskan beberapa tali rantai yang masih terikat di bagian kakinya. Selim tampak gusar dengan kelakuan Anita.

Anita tersenyum tipis. Ia masih menyinari wajah kedua temannya dengan senter. Ia tahu teman-temannya pasti risih dengan perbuatannya saat ini. Tapi apa boleh buat, Anita adalah gadis yang keras kepala. Jika punya keinginan, ia akan berusaha keras untuk segera mewujudkannya.

“Jadi begini, aku membawa kalian berdua ke sini karena aku kini telah bergabung menjadi anggota organisasi Tanduk Berlian, tepatnya dalam regu pengumpan dan atasanku memintaku untuk mengajak beberapa orang temanku...”

Regu pengumpan adalah salah satu regu dari banyaknya regu rahasia dalam organisasi Tanduk Berlian. Regu ini memiliki jumlah anggota yang paling sedikit dibandingkan regu lainnya. Kini Anita memaksa Hasyi dan Selim masuk ke regu itu karena regu pengumpan sedang kekurangan anggota.

Regu ini memiliki tugas yang paling berisiko daripada regu-regu kecil lainnya hingga tak ada yang berniat masuk di dalamnya. Seperti namanya yaitu pengumpan, regu ini memiliki tugas mengalihkan waktu dan perhatian Naga Hijau.

Naga Hijau adalah seorang siluman naga yang merupakan komandan yang memiliki otoritas penuh atas sebagian besar pasukan Janissary yang tersebar di seluruh Kerajaan Miggleland. Ia bisa sewaktu-waktu menggerakkan pasukannya jika kerajaan dianggap dalam bahaya.

Tanduk Berlian berusaha mengalihkan perhatian Naga Hijau agar tidak bisa terus memusatkan perhatian dan kekuatan pasukan Janissary. Dengan demikian, hal ini tak akan menghalangi regu lain yang bertugas membebaskan para tahanan politik ataupun merebut pabrik-pabrik dan gudang-gudang persenjataan yang tersebar di seluruh Kota Rumeli Hisari.

“Kalau begitu ajak temanmu yang lain saja Anita! Kami tak mau dan sama sekali tak tertarik bergabung dengan organisasi Tanduk Berlian! Kami bukan pemberontak dan tak mau menjadi pemberontak! Kami sama-sekali tak bisa bertarung. Kami berdua bahkan tak bisa menggunakan kekuatan darah siluman Asura kami dengan cukup baik!” Selim menyela.

“Kalian seperti tidak kenal aku saja, aku kan tidak punya teman lain selain kalian berdua. Tujuanku bergabung dengan organisasi Tanduk Berlian juga cukup sederhana karena aku tidak punya banyak teman. Aku merasa hidupku terlalu membosankan dan tak ada tantangannya. Kalian tahu kan aku ini anak perempuan yang sangat suka berkelahi dan terkadang aku menyadari aku agak sok jagoan, meskipun aku tahu terkadang kalian menganggapku seperti anak perempuan kutu buku biasa.

Aku bisa berkelahi sesuka hati dengan aparat polisi dan pasukan Janissary yang menjaga keamanan di kerajaan ini saat bekerja menjadi pemberontak. Aku sebenarnya sama-sekali tak memiliki dendam dengan keluarga kerajaan, seperti kebanyakan anggota lain di dalam organisasi ini.

Aku hanya ingin mencari hiburan. Mencari kebebasan setelah lulus sekolah. Aku bahkan tidak percaya pada cerita orang-orang soal kelakuan busuk penghuni istana.

Seperti ada yang mengatakan jika Putri Hasya terlibat dalam skandal pencurian kalung berlian di museum perhiasan karena dia terlalu boros, serakah, dan sangat menyukai kemewahan. Kalau dia hanya menginginkan kalung berlian dia kan tinggal membeli atau meminta pada raja. Itu pasti bukanlah hal yang sulit baginya mengingat dia adalah putri raja, orang paling kaya dan berkuasa di kerajaan ini,” jelas Anita panjang-lebar, tinggi luas. Hhuh...

“Tunggu...Tanduk Berlian?! Organisasi pemberontak yang didirikan untuk menghapus monarki dan menggulingkan kekuasaan Raja Ghaozon? Dengar, dengar Anita, aku seratus persen tidak bisa bergabung karena kini aku telah bekerja di istana Raja Ghaozon. Bahkan kini aku telah menjadi pelayan pribadi Putri Hasya di kastil Herlingen.

Aku sudah bersumpah pada Putri Hasya jika aku tidak akan mengabdi dan setia pada siapapun kecuali pada dirinya dan kerajaan ini. Apakah aku bisa disebut setia kepadanya terutama dengan kerajaan ini jika aku bergabung dengan organisasi pemberontak yeng memiliki tujuan untuk menggulingkan kekuasaan kerajaan? Itu jelas sangat bertolak-belakang!

Jika aku bergabung menjadi anggota organisasi Tanduk Berlian, seakan aku telah menjelma menjadi seorang pengkhianat yang menghancurkan kerajaan ini dari dalam dengan berpura-pura menjadi pelayan istana. Aku tak mau melanggar sumpah setiaku pada Putri Hasya saat pertama kali diterima menjadi pelayan istana!” tukas Hasyi seraya menggebrak meja kayu di depan Anita di dalam ruang interogasi itu dengan kedua tangannya.

Sesaat rambut Hasyi menyala dan mengeluarkan asap. Ia agaknya amat kecewa, Anita telah membawanya dalam situasi rumit. Ia gusar Anita ternyata tak memedulikan dirinya dan Selim hanya karena ingin bersenang-senang di organisasi yang sebenarnya berbahaya dan menjadi incaran pihak istana. Ia benar-benar tak habis pikir, Anita tega melakukan semua itu.

”Aku bukanlah orang yang mudah melanggar janji...” Hasyi berusaha memperkuat pendiriannya. Namun kemudian ia memelas pada Anita untuk segera mengizinkannya keluar dari organisasi Tanduk Berlian.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama