Hasyi sama sekali tak terlihat menyesal melupakan nama salah-satu teman lamanya di panti asuhan itu. Lain dengan Hasyi yang terlihat biasa saja, Aryan tidak percaya dapat bertemu kembali dengan Hasyi dan bergabung menjadi teman satu regu di Tanduk Berlian.
Aryan adalah orang yang terkesan selalu ceria, ramah, dan bersemangat. Namun ia memiliki kecenderungan mencari kasih sayang, dukungan, dan pengakuan dari orang-orang di sekitarnya.
Aryan memiliki perasaan yang sangat rapuh. Ia sangat mudah kecewa dengan perlakuan orang-orang di sekitarnya yang tidak sesuai ekspektasinya. Ia cukup merasa kecewa dengan Hasyi yang terlihat biasa saja saat bertemu kembali dengannya setelah sekian lama.
Aryan sangat sensitif dengan apa yang orang lain pikirkan terhadap dirinya. Aryan juga orang yang sangat mudah berteman dengan siapapun, bahkan kepada anak autis seperti Hasyi di panti asuhannya dulu. Meskipun mudah kecewa, di sisi lain ia juga sangat pemaaf dan terkadang terkesan santai, agak pemalas, dan tak terlalu suka membesar-besarkan masalah.
Di antara teman-temannya, Aryan adalah yang paling memiliki selera humor. Ia paling jago mendinginkan suasana di tengah ketegangan dengan ide jahilnya yang tak pernah habis. Ketika sedang membicarakan misi, ia seringkali menyeletuk dan mengeluarkan suara-suara lucu hingga membuat pimpinannya marah.
Jauh di lubuk hatinya, Ayan sangat lembut dan baik hati. Ia adalah orang yang sangat kesulitan berbohong atau memanipulasi orang lain. Ia selalu berpandangan optimistis.
Sambil menjaga kepala tetap tenang dan tekad yang menentukan saat menangani sebuah kasus, Aryan pada saat yang sama dapat menunjukkan selera humor yang dingin dan santai dengan beberapa sikap seolah egois, meskipun biasanya sebenarnya ia tak pernah mementingkan diri sendiri.
Dia akan selalu ingin bekerja demi uang. Uang adalah segalanya bagi dirinya, tetapi bagaimanapun, dia cukup baik hati sehingga akan membantu secara gratis saat dibutuhkan. Ia dulu bergabung dengan Tanduk Berlian untuk mendapatkan upah sebagai balasan kerja kerasnya. Ia juga ringan tangan. Seperti menolong anak-anak yang menangis karena kehilangan mainan. Ia akan berusaha menemukannya.
Tanduk Berlian memberikan upah kepada para anggotanya. Satu-satunya alasan Aryan bergabung untuk mendapatkan uang tambahan dan membiayai pengobatannya. Aryan menderita sedikit keluhan setiap harinya, seperti penyakit asma yang biasa dialami penduduk Miggleland. Aryan tak peduli dengan politik.
Selain itu hobi Aryan adalah makan, mendengarkan musik, bergaul dengan teman-temannya, mencari teman baru, dan petualangan.
“Sekarang kalian semua sudah bertemu. Saya harap kalian dapat menjadi akrab dan mampu bekerja sama dengan baik di dalam regu ini!” Banaspati berdiri gagah dengan seragamnya sambil menggenggam tangan.
Banaspati pun mengedipkan sebelah matanya meminta Anita memberikan Hasyi dan Selim seragam Tanduk Berlian yang terdiri dari jaket, rompi, dan helm anti peluru dengan kualitas standar pasukan elite Janissary. Helm itu menyulur ke samping sampai menutup kedua telinga.
Mereka juga dibekali masing-masing sepucuk senapan penembak petir kualitas standar pasukan Janissary. Senapan penembak petir yang dibekali Tanduk Berlian bukanlah senapan petir biasa.
Senapan itu dilengkapi dengan kamera berengsel yang bisa diarahkan ke kiri dan ke kanan untuk menembak di sudut sempit serta menembak dalam posisi berlindung. Kamera bawah terhubung dengan layar LCD yang membuat senjata ini cocok untuk peperangan dalam kota.
“Hasyi ini bukan regu, tapi ini reuni! Anggota regu ini semuanya adalah orang yang sepertinya sudah kita kenal,” bisik Selim sambil menggenakan seragamnya.
Selim menatap tajam kakak sepupunya saat Banaspati sedang berpidato panjang lebar kepada anggota regunya yang kini jumlahnya sudah lengkap.
“Baiklah sekarang anggota kita sudah lengkap mari kita mulai berlatih formasi baris-berbaris sambil menyanyikan lagu mars reich Tanduk Berlian untuk melakukan pertahanan jarak dekat dan jauh, kemudian baru kita berlatih bertarung dan memegang senjata. Aku ingin melihat seberapa hebatkah kalian menggunakan kekuatan siluman Asura yang seharusnya sudah kalian pelajari sejak sekolah dasar.” Banaspati menutup pidatonya.
Banaspati melebarkan matanya ke arah Hasyi dan Selim. Hasyi dan Selim saling berpandangan. Mereka gelisah.
Hasyi belum bisa menggunakan kekuatan siluman ragmir apinya. Sedangkan Selim sampai saat ini sama sekali belum membangkitkan darah silumannya.
“Itulah sebenarnya yang ingin saya katakan sejak awal Tuan Banaspati, saya dan Hasyi memiliki kelainan yang menghambat kemampuan kami menggunakan kekuatan siluman. Kami memiliki motorik yang sangat buruk dan tubuh kami sangat jauh dari kata lentur, sedangkan pengguna kekuatan ragmir dituntut memiliki kelenturan tubuh serta motorik kasar dan halus yang sangat baik. Kami mengakui kami berdua sebenarnya mengalami autisme meskipun autisme yang kami idap masih bisa kami atasi,” Selim menerangkan.
Sebenarnya itu hanya alasannya saja. Selim sama sekali tak mau mempelajari kekuatan ragmir karena ia adalah orang yang sangat membenci perkelahian dan orang yang sangat mencintai perdamaian.
Banaspati lantas memeriksa seluruh tubuh Hasyi dan Selim, terutama bagian lutut, bahu, pergelangan tangan, dan kakinya yang ternyata sangat kaku seperti robot. Autisme membuat mereka mengalami hambatan penguasaan motorik.
Meskipun berbeda dengan Selim, Hasyi sudah membangkitkan darah siluman apinya, tetapi ia sama sekali belum bisa menguasai dan mengendalikan kekuatan siluman api Asura di dalam tubuhnya.
Aktivitas motorik anak autis berbeda dengan anak normal lainnya, Perbedaannya terletak pada perkembangan motoriknya yang lebih lambat dari anak normal. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak.
Berdasarkan kategorinya, kemampuan motorik terbagi menjadi dua, yakni motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar meliputi gerakan fisik yang melibatkan koordinasi beberapa anggota tubuh sekaligus menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contoh dari kemampuan motorik kasar antara lain adalah kemampuan melompat, berjalan, berlari, dan semacamnya.
Sementara itu motorik halus memiliki kaitan erat dengan keterampilan fisik yang dalam penggunaannya melibatkan otot kecil. Motorik halus juga menjadi aktivitas yang butuh koordinasi mata-tangan seperti kemampuan menulis, menyusun balok, dan bermain puzzle.
“Apakah di sekolah, kalian tak pernah ada ekskul wajib militer kesiswaan untuk mempelajari kekuatan Asura? Seingat saya ketika masih sekolah dasar hingga sekolah kemiliteran, ekskul itu dianggap sangat penting meskipun sudah tidak lagi diwajibkan!” tanya Banaspati kepada Selim yang sangat cekatan dalam menjawab pertanyaan.
“Tidak mungkin mengikuti ekskul itu ketika saya dan Hasyi sudah tahu jika tubuh kami mengalami kelainan itu,” tukas Selim.
“Ok saya paham maksud kalian berdua. Saya memakluminya tapi itu tidak sepenuhnya benar. Kalian harus tahu sekuat apapun seorang kesatria dulunya kesatria itu hanyalah seorang anak kecil yang lemah. Saat ini kalian berdua adalah anak kecil lemah itu, tapi bukan hal yang mustahil kalian bisa berubah menjadi seorang kesatria,” gaya bicara Banaspati terdengar seperti orang yang tak pernah putus asa.
“Pasti ada cara lain yang bisa membuat kalian lebih berguna,” Banaspati berpikir keras sambil memegangi dagunya dengan satu tangannya, sementara tangan lainnya memegangi dahinya.
“Sebenarnya manusia keturunan siluman seperti kita tidak hanya memiliki kekuatan Asura sebagai kekuatan fisik di dalam tubuh, tetapi kita juga bisa memanfaatkan ilmu astraisme atau yang biasa dikenal astabrata sebagai kekuatan pikiran dan konsentrasi untuk bertarung. Kalian pasti bisa mencobanya,” Banaspati adalah orang yang tegas berorientasi pada tujuan dan dapat mengatur tindakan secara tepat dan cepat.
Ia cenderung mencari kesetiaan dan mudah memberikan penghargaan pada orang lain.
Astabrata adalah hikmah tentang jalan kebijaksanaan dalam kepemimpinan Jawa. Jalan kebijaksanaan yang harus dipahami oleh seorang pemimpin. Kekurangan satu saja, kedudukan seseorang sebagai pemimpin akan ada kelemahannya.
Tetapi Selim yang berpikir kritis selalu tidak setuju dengan pemikiran itu. Menurut Selim bahkan seorang pemimpin tetap memiliki kekurangan sekecil apapun dan dapat melakukan kesalahan karena pemimpin tetaplah manusia dan bukanlah Tuhan.
Banaspati membelokkan pandangannya dari wajah Hasyi dan Selim ke arah sebuah busur dan panah yang menancap di tanah merah di lapangan. Meskipun Hasyi dan Selim kesulitan mempelajari kekuatan Asura karena anak autis seperti mereka mengalami keterlambatan penguasaan motorik, di sisi lain anak autis seperti mereka memiliki kemampuan konsentrasi yang sangat tinggi dibandingkan anak normal.
Kemampuan konsentrasi itu dapat mereka manfaatkan untuk mengeja astraisme, semacam mantra-mantra alkimia yang dapat dimanfaatkan untuk bertarung. Caranya, dengan berkonsentrasi merasakan darah mereka seakan-akan mengalir pada ujung senjata yang ingin dilesatkan.
Memang, kelemahan ilmu astraisme dalam bertarung adalah penggunanya menjadi tergantung dengan senjata karena ilmu ini hanya berfungsi jika dikombinasikan dengan pemakaian senjata tajam maupun api. Berbeda jika dibandingkan kekuatan siluman Asura yang bisa digunakan dengan tangan kosong.
Tubuh Hasyi dan Selim terasa melepuh. Tulang-tulang mereka terasa remuk tak tersisa setelah susah payah dua belas jam berlatih menahan napas untuk meningkatkan konsentrasi pada satu arah untuk menguasai ilmu astraisme.
Posting Komentar