Di tengah koridor, ada sebuah bangku taman besi yang diduduki oleh seorang anak penyendiri yang suka tertawa sendiri sambil membaca buku dongeng. Irvan pun menyuruh Selim menghampiri anak itu dan memperkenalkan dirinya.
Anak itu juga terlihat tak memiliki teman seperti Selim. Anak itu adalah Hasyi yang kini merupakan teman terbaik Selim.
Irvan sangat ingin adik sepupunya itu memiliki minimal seorang teman agar ia tak lagi merasa kesepian. Bagi Irvan mereka berdua harus berteman agar bisa saling membela ketika ada anak-anak lain yang menggangu.
Irvan sangat mengenal Hasyi karena Hasyi seringkali mengelilingi gedung SMP pada jam istirahat. Sepertinya Hasyi berkhayal tentang buku cerita yang ia baca.
“Orang yang menasihatimu di depan banyak orang dia berniat menghina dan mempermalukanmu di depan banyak orang, seperti anak-anak yang mengganggumu barusan mereka bilang mereka ingin menasihatimu, tapi mereka melakukannya dengan cara yang salah mereka membongkar semua kekuranganmu, tapi tanpa sadar mereka juga punya banyak kekurangan.
Kurasa anak yang penyendiri itu jauh dari kata suka menasihati orang lain, Selim. Jangan takut ayolah kau pasti bisa berbicara padanya kau harus percaya diri. Mungkin kau kesulitan berbicara tapi Kakak yakin kau bisa berteman dengannya. Ayolah jangan pemalu,” Selim awalnya ragu berkenalan dengan Hasyi. Namun Hasyi ternyata sangat ramah dan dengan mudah ia menerima Selim sebagai temannya.
Hasyi dan Selim pun mulai bercengkerama berkat bantuan Irvan. Mereka memang tak memiliki banyak teman namun memiliki satu sama lain sudah cukup bagi mereka.
Keduanya adalah anak pekerja keras namun mereka tak melihat dunia sebagai ajang kompetisi. Mereka saling belajar satu-sama lain. Selim yang awalnya tak bisa baca tulis mulai bisa menulis dengan lancar setelah diajari Hasyi. Begitu pun sebaliknya.
Hasyi yang awalnya sama-sekali tak bisa menghitung perkalian dan hanya bisa tambah dan kurang, kini bisa menghitung perkalian dan pembagian, meskipun ia masih sangat kesulitan mempelajari rumus yang lebih rumit. Mereka berhasil mengejar ketertinggalan di bidang pelajaran dari anak-anak normal. Mereka saling mengisi satu sama lain dengan mimpi-mimpi mereka yang tak terbatas.
Awalnya anak asperger seperti mereka hanya membicarakan diri sendiri ketika membuka pertemanan, namun mereka dapat saling memahami. Kini prestasi mereka di bidang akademis telah melampaui anak-anak yang sering mengganggu dan meremehkan kecerdasan mereka. Bahkan kini anak-anak itu seringkali marah karena tak pernah diberikan contekan jawaban ulangan oleh Hasyi dan Selim.
***
“Begitu sombongnya kau di depanku, Selim!” Irvan menghela napas memelankan suaranya sambil tersenyum sinis. Matanya terpincing dengan iris birunya menyala semakin terang.
“Akan kuubah air matamu itu menjadi harapan, Selim! Kau bilang memiliki alergi pada gula dan coklat yang dapat membuatmu sesak napas dan kesulitan tertidur, aku kasihan padamu, inilah saatnya aku menyembuhkan alergimu. Kau yang rakus itu kini bisa memakan gula dan coklat sebanyak yang kau inginkan,” Irvan langsung mengubah lidahnya menjadi sengat kalajengking biru.
Wajahnya yang awalnya tampan dengan air muka menawan dan sorot mata tajam, menjadi terlihat menjijikkan.
Irvan langsung melesatkan lidahnya yang telah berubah menjadi sengat kalajengking. Ia menyengatkannya ke arah leher belakang Selim saat Selim berjalan meninggalkan Irvan.
Tubuh Selim langsung tergeletak di atas rerumputan lehernya terasa mendidih. Racun dari sengatan barusan telah meruak ke seluruh tubuh Selim. Napasnya mulai menipis, saking serak lehernya, ia tidak bisa berteriak. Matanya melotot hingga pipi di sekitar matanya mulai berurat.Tubuhnya terasa remuk tapi bertenaga. Tulang-tulangnya terasa membesar.
Iris mata Selim kini membiru dan menyala. Orang biasa yang lehernya disengat oleh siluman kalajengking apalagi sampai terputus akan mati, selain kalajengking siluman itu juga bisa merasuki layaknya parasit pada tubuh orang lain.
Tetapi berbeda dengan orang yang sejak lahir sudah memiliki darah keturunan siluman kalajengking seperti Selim. Jika lehernya disengat oleh kerabatnya yang sudah membangkitkan darah silumannya, maka keturunan siluman kalajengking itu tidak akan mati, melainkan darah silumannya akan dibangkitkan.
Setelah rasa sakit Selim yang berasal dari sengat kalajengking Irvan di lehernya menghilang, semua alergi coklat dan gula yang ia derita sejak kecil pun menghilang karena sebagian nafsu seperti keserakahan akan harta dan kekayaan di tubuhnya sudah berkurang, meskipun di sisi lain ia akan memiliki nafsu.
Kini Selim kehilangan alerginya tetapi wajahnya tampak menyesal. Wajah Selim yang awalnya tampak imut menjadi lebih dewasa. Sorot mata dan raut wajahnya terlihat lebih tajam dan kelam. Ia kini terlihat tampan tapi di sisi lain sangat menakutkan.
Selim dan Hasyi mungkin adalah satu-satunya anak di kerajaan ini yang membangkitkan darah silumannya bukan karena berlatih, melainkan karena kecelakaan. Kini keduanya telah membangkitkan darah siluman. Mereka harus mulai berlatih menggunakan kekuatan siluman Asura dasar.
Selim kini belajar cara mengeluarkan sengat kalajengking dari punggungnya hingga terkadang baju bagian belakangnya robek tertusuk sengat kalajengking atau mempelajari bagaimana cara mengubah lidahnya menjadi sengat kalajengking. Sedangkan Hasyi kini belajar mengeluarkan uap yang lebih panas dari dalam tubuhnya sebagai siluman api.
Hasyi dan Selim mungkin anak autis, namun mereka ingin menemukan alasan agar menjadi kuat. Mereka yang selama ini berusaha sekuat tenaga memperbaiki dan menyembunyikan kelemahan, tak mau terus dikasihani dan dilindungi. Sesekali keduanya ingin bisa melindungi orang yang mereka sayangi.
“Baru sekali latihan gagal itu biasa jangan menyerah kau pasti bisa,” wajah Aryan terlihat optimistis saat melihat Hasyi yang sedang berusaha mempelajari kekuatan siluman api dengan mengeluarkan uap panas dari dalam tubuhnya.
Hasyi juga belajar menguasai astraisme yang dikombinasikan dengan kekuatan siluman ragmir apinya untuk menghasilkan serangan api dari gergaji mesin giok lemurianya.
Aryan adalah siluman besi yang memiliki kemampuan mengendalikan besi yang ada di sekitarnya untuk melawan musuh. Ia bahkan mengubah sebagian tubuhnya menjadi besi dalam beberapa saat.
“Ayo Hasyi kau pasti bisa!” Aryan menyemangati.
Aryan adalah orang yang sangat optimistis, bersemangat, dan suka memotivasi orang lain. Tapi ia juga terlihat terlalu ceria di depan Banaspati.
Sejenak Hasyi melirik Selim yang sedang berlatih di sampingnya. ”Huh, menjijikkan sekali lidah sengat kalajengkingmu itu, Selim!” ledek Hasyi sambil menyemburkan sedikit percikan api dari jari telunjuknya ke arah lidah sengat kalajengking Selim.
”Diamlah Hasyi! Jangan menganggu. Aku juga tak mau menjadi siluman kalajengking. Aku jadi semakin mudah merasa lapar. Aku rasanya ingin memakan kalian semua, kalau aku tidak makan rasanya jantungku sakit sekali!” Selim memegangi dadanya.
Selim melirik Irvan di belakangnya. Ia tampak geram dengan iris mata siluman kalajengkingnya yang baru dan berwarna biru menyala. Irvan yang sedang melihatnya berlatih hanya tertawa sinis.
“Sejak lahir kau kan sudah menjadi siluman kalajengking, jadi dirimu sendiri saja ya!” Hasyi menepuk pundak Selim sambil terkekeh meledeknya. Selim berusaha tidak menanggapi ledekan sahabatnya. Ia tahu Hasyi hanya becanda.
“Selim si kalajengking, Anita si ular. Huh, kedua teman baikku ternyata binatang seram dan licik semua. Tetapi mereka berdua memang licik, mau dekat denganku jika aku bawa makanan,” gumam Hasyi sambil mengunyah wortel mentah di kantungnya.
Selim menjilat bibirnya. Jantungnya terasa menggigil karena kelaparan sambil mengarahkan pandangannya pada daging di tubuh Anita yang terlihat manis di iris mata biru siluman kalajengkingnya.
“Maaf Anita aku lapar, kau terkadang juga suka iseng memakan daging yang ada di tubuhku, hmm dagingmu itu terlihat manis!” Selim hampir saja ingin menggigit sebagian daging di tubuh Anita dengan lidahnya yang telah berubah menjadi sengat kalajengking.
Buru-buru Selim meminta maaf karena ia hampir saja menyerang Anita setelah Anita dengan mudah menepis lidah sengat kalajengking Selim.
Kini Hasyi Ozgur, Anita Isadora, Selimgrad Humsin, Harris Aryan, dan Irvan Armagan telah resmi menjadi anggota regu pengumpan yang merupakan cabang dari organisasi Tanduk Berlian. Mereka berlima berbaring di atas rerumputan dan bunga di bawah pohon di sekitar markas Tanduk Berlian.
Anita yang merupakan satu-satunya perempuan di dalam regu ini akhirnya memilih bersilang kaki di atas batang pohon terendah.
Mereka memandangi langit biru yang menghanyutkan jiwa dan pancaran cahaya matahari yang menghangatkan hati. Mereka merasa takdir telah bersinar bersamaan dengan setiap cahaya matahari yang selalu memberikan harapan.
Persahabatan mereka pun mulai terjalin akrab.
Posting Komentar