Sesuai harapan polisi paruh baya itu, sebagai anak autis Lanza telah tumbuh menjadi seorang polisi penyidik jempolan. Di usianya yang baru 15 tahun, Lanza sudah dipercaya polisi paruh baya itu untuk membantunya memecahkan berbagai macam kasus rumit.
Dan di usianya yang ke-17 tahun, kariernya sebagai polisi Janissary terus meningkat, dari seorang kadet penyidik polisi hingga saat ini di usianya yang ke-20 tahun ia dipercaya menjadi seorang komisaris agung polisi militer Janissary, sekaligus juru arsip yang memimpin penyelidikan terhadap sepak terjang organisasi Tanduk Berlian. Namun Lanza seringkali tetap diremehkan rekan-rekannya yang menganggapnya sebagai anak autis.
Lanza adalah orang yang memiliki rasa ingin tahu sangat besar. Sejak diangkat menjadi seorang polisi penyidik, ia bersumpah akan mengungkap semua rahasia yang ada di dunia ini.
Meskipun ia tidak tahu jika sesunguhnya banyak rahasia di dunia ini yang lebih baik tetap menjadi rahasia. Ia juga memiliki hobi bertanya tentang segala hal pada siapapun yang bertemu dengannya.
***
Aryan tidak menyangka dirinya bertemu lagi dengan Hasyi di organisasi Tanduk Berlian. Meskipun Aryan sudah tahu sejak awal jika Hasyi yang bergabung dengan organisasi Tanduk Berlian adalah orang yang sama dengan sosok yang menjadi temannya di panti asuhan, saat ia dititipkan oleh kedua orang tuanya sewaktu masih balita.
Di panti asuhan dulu, Aryan dikenal sebagai anak yang selalu memakai sweter hangat berwarna abu-abu.
Aryan sangat yakin jika ia sudah mengenal Hasyi karena ia masih mengingat begitu jelas perilaku aneh Hasyi sebagai satu-satunya anak autis di antara banyak anak normal lain yang tinggal bersamanya di panti asuhan. Meskipun sering bersikap aneh dan agak sulit diajak berbicara satu arah, dulu Aryan sangat senang berteman dengan Hasyi karena menurut Aryan, Hasyi adalah teman yang paling perhatian dan setia kawan.
Ketika anak-anak lain di panti asuhan itu sangat suka bermain di taman bermain, Aryan selalu mengikuti Hasyi yang seringkali lebih suka menyendiri dan memanjat pohon pendek di dekat toilet laki-laki di area taman bermain tersebut, sambil membaca buku dongeng atau memainkan puzzle.
Permasalahan psikologis anak panti asuhan terjadi karena kurangnya perhatian dan dukungan dari orang terdekat, terutama orang tua. Maka tema besar yang diangkat taman bermain itu adalah hangat dan menyenangkan dengan keluarga yang baru.
Tema ini diusung agar anak dapat nyaman dan betah di panti asuhan sehingga dapat bersosialisasi sesama teman dan pengasuh. Diharapkan perlahan mereka akan dapat meningkatkan kepercayaan diri untuk dapat bersosialisasi dengan masyarakat luar. Dengan demikian, pemikiran anak akan tumbuh dan terbuka sesuai perkembangannya.
Taman bermain ini memiliki warna yang cenderung gelap, yaitu merah, ungu, biru, dan hijau, sedangkan area peran menerapkan warna hijau, kuning, orange, dan merah muda. Penerapan konsep berhati-hati dan bersenang-senang bertujuan agar anak mampu mengembangkan bakatnya dan menstimulus anak untuk berinteraksi dengan sesamanya melalui permainan ini.
Aryan dan Hasyi adalah satu-satunya anak di panti asuhan itu yang sebenarnya masih memiliki orang tua kandung, tetapi dititipkan sendiri oleh orang tua kandungnya. Meskipun awalnya Aryan masih mengingat masa lalunya dengan Hasyi, Aryan tetap tidak memberi tahu Hasyi jika dulu dia adalah teman terbaiknya di panti asuhan itu.
Aryan tahu jika Hasyi pasti tidak akan mengingat dirinya karena Hasyi memang agak kesulitan mengingat nama teman-temannya, kecuali teman yang selalu beraktivitas bersamanya setiap hari. Sementara, Aryan adalah teman yang sudah lebih dari sepuluh tahun tidak bertemu dengan Hasyi.
Hasyi memang melupakan Aryan sebagai teman yang pernah tinggal bersamanya di panti asuhan saat balita, tepatnya sebelum ia diadopsi kembali oleh ibunya setahun sebelum ia duduk di bangku sekolah dasar.
Hasyi juga lupa jika dulu pernah dibawa kabur oleh ibunya dari Kastil Herlingen dari ayahnya sendiri, yaitu Raja Ghaozon, yang awalnya ingin membakarnya hidup-hidup karena mengira Hasyi adalah anak yang dirasuki roh jahat.
Hasyi tak ingat semua itu mungkin karena masih terlalu kecil. Tetapi Hasyi masih sedikit mengingat jika dulu ia pernah dititipkan di panti asuhan oleh ibunya.
Hasyi mulai sedikit merasa jika ia pernah bertemu dengan Arya sebelumnya. Arya pun menjelaskan semuanya kepada Hasyi, jika dulu Aryan adalah teman terbaik Hasyi di panti asuhan itu.
Sampai sekarang Aryan masih belum tahu alasan mengapa ibunya menitipkannya di panti asuhan. Tetapi alasan Hasyi
dititipkan oleh ibunya di panti asuhan itu karena setelah ibu Hasyi membawa Hasyi yang masih balita kabur dari Kastil Herlingen, ibu Hasyi mengalami sakit parah dan tidak sanggup mengurus Hasyi yang masih balita sendirian. Saat itu Hasyi masih sangat membutuhkan perhatian lebih dari ibunya.
Orang tua Selim pernah menyarankan ibu Hasyi untuk membawa Hasyi ke psikolog agar perilaku aneh Hasyi dapat didiagnosa karena orang tua Selim memperhatikan Hasyi menunjukkan perilaku autisme seperti yang dilakukan Selim. Di tempat psikolog itu, ibu Hasyi mendapat informasi jika ada sebuah panti asuhan yang memiliki fasilitas dan pengurus yang berpengalaman untuk menangani dan menampung anak berkebutuhan khusus seperti Hasyi.
Ibu Hasyi pun langsung menitipkan Hasyi di panti asuhan itu karena ia tak memiliki siapapun yang dapat diandalkan untuk mengurus Hasyi yang saat itu masih balita.
Hasyi belum bisa mengurus dirinya sendiri selagi ibu Hasyi sedang sakit parah dan tak mampu mengurus Hasyi. Ibu Hasyi juga berharap panti asuhan itu dapat mengurus Hasyi dengan baik agar anaknya yang mengalami kesulitan berinteraksi karena asperger yang diidapnya dapat belajar berinteraksi dengan anak-anak lain di panti.
Panti asuhan itu memiliki asrama anak yang terdiri dari tiga bangunan, yaitu asrama anak 4-5 tahun, asrama anak perempuan, dan asrama anak laki-laki. Total keseluruhan daya tampung panti ini adalah 100 anak yatim piatu dan anak telantar.
Panti memiliki ruang komunal yang terletak di depan bangunan. Asrama anak laki-laki berdekatan dengan lapangan olahraga.
Asrama anak perempuan punya area duduk berkelompok, sedangkan asrama anak 4-5 tahun disediakan ruang komunal berupa playground agar anak dapat berinteraksi dengan sesamanya melalui permainan tertentu.
Kebanyakan bagian bangunan panti asuhan ini terbuat dari kayu untuk menghindari udara di musim dingin. Halamannya sangat luas hampir seluas stadion bola, dipenuhi rerumputan hijau dengan dua ekor kijang merumput di halaman ini.
Ibu Hasyi berencana mengadopsi Hasyi kembali saat dirinya sudah sembuh dari sakit parahnya dan sudah cukup kuat untuk mengurus Hasyi lagi di rumahnya. Atau jika Hasyi sudah cukup umur untuk duduk di bangku SD dan sudah dianggap cukup mampu mengurus dirinya sendiri.
Berbeda dengan kebanyakan teman-teman Hasyi di panti asuhan itu yang suka mencomooh Hasyi karena perilaku anehnya, pengurus panti asuhan itu justru tertarik mempelajari perilaku dan gerakan tubuh Hasyi yang terlihat aneh sebagai anak autis yang mengalami sindrom asperger.
Posting Komentar