Selim mengira ibu Hasyilah yang mendaftarkan Hasyi menjadi kelinci percobaan perusahaan Bernama X Tech yang telah mengganti organ tubuh Hasyi yang rusak dengan organ buatan. Lalu membuat sebagian tubuh Hasyi menjadi cyborg. Dugaan Selim yang dulu pernah memeriksa tubuh Hasyi ternyata salah. Bahkan ibu Hasyi tidak menyadari jika tubuh Hasyi sudah menjadi cyborg. Karena pengurus panti asuhan itulah yang ternyata mendaftarkan Hasyi menjadi kelinci percobaan perusahaan Bernama X Tech untuk membuat cyborg karena pengurus panti asuhan itu ingin mempelajari tubuh Hasyi lebih medalam. Entah apa hubungan pengurus panti itu dengan perusahaan yang ingin memusnahkan populasi siluman di kerajaan ini.
Hasyi terlahir memiliki fisik yang lemah karena ia memiliki banyak organ tubuh yang bisa dibilang tidak bekerja dengan cukup baik hingga harus diganti dengan mesin. Sebelum didonorkan jantung siluman api, tubuh cyborg Hasyi memiliki sumber energi dari pixel clockwork, semacam mesin jam dengan satuan terkecil energi panas. Pengurus panti itu menjuluki Hasyi sebagai pangeran mesin uap dan terkadang dijuluki Mad Hatter karena dianggap gila oleh banyak orang. Itu juga yang mengukir trauma mental pada Hasyi yang membuat Hasyi melupakan semua itu.
Hasyi sangat ketakutan begitu melihat anak autis yang sudah tinggal di panti asuhan ini sebelum dirinya, tewas perlahan-lahan ketika dijadikan kelinci percobaan oleh pengurus panti itu untuk percobaan berbagai macam vaksin virus yang baru ditemukan. Anak autis dianggap sebagai anak yang tak berguna dan hanya memberatkan banyak orang. Jadi mereka adalah anak yang tepat untuk diujicobakan vaksin. Kalaupun anak autis mati karena vaksin yang diujicobakan. panti asuhan itu tak akan bisa dituntut pengadilan karena nyawa anak berkebutuhan khusus termasuk autis tidak berharga di mata negara.
Kehidupan Arya dan Hasyim di panti asuhan itu berjalan bahagia. Sampai suatu hari ada anak di panti asuhan yang tanpa sengaja mengetahui jika wanita pengurus panti yang sejak lama disayangi oleh anak-anak dan dianggap seperti ibu kandungnya sendiri ternyata adalah seorang siluman kanibal gila. Wanita itu suka memakan daging anak-anak di panti asuhan secara diam-diam.
Biasanya setiap minggu pengurus memilih satu orang anak di panti asuhan itu secara acak untuk ikut berjalan bersamanya keluar gerbang panti asuhan di malam hari dengan alasan ada orang tua yang ingin mengadopsi anak itu. Tapi bukanya dibawa menuju orang tua yang ingin mengadopsi anak, pengurus panti itu malah memakan daging anak yang sedang berjalan bersamanya itu hidup-hidup di tempat sepi. Pengurus lalu menyimpan mayat anak itu untuk dijadikan kelinci percobaan. Padahal banyak sekali keluarga yang menjual mayat anggota keluarganya untuk dijual pada siluman lain tanpa harus membunuh siapapun.
Anak yang pertama dipilih pengurus panti untuk dijadikan santapannya biasanya adalah anak yang paling nakal atau anak yang paling sulit diatur. Pengurus panti itu tidak mau ambil pusing memikirkan cara mengurus anak-anak yang ia anggap nakal dan merepotkan baginya. Selain itu pengurus panti juga memilih anak yang memiliki aroma paling sedap untuk dijadikan makanan.
“Aku tadi mengikuti ibu kita keluar dari wilayah panti asuhan ini, tapi ternyata ibu kita jahat!” ujar salah seorang anak perempuan itu dengan kata yang terbata-bata disertai tangisan kecil. Ia tampak tak percaya dengan perbuatan mengerikan yang baru saja dilakukan pengurus panti yang sudah lama ia sayangi. Anak perempuan itu berusaha membuat anak-anak lain di panti asuhan itu percaya dengan kenyataan yang baru saja ia lihat.
Mengetahui hal itu, Hasyi, Aryan, dan semua anak di panti asuhan ingin tetap bertahan hidup. Mereka tidak ingin menantikan hari di mana mereka dipilih menjadi santapan pengurus panti itu. Mereka akhirnya menyusun rencana untuk melarikan diri dari panti asuhan daripada dimakan satu persatu oleh pengurus panti itu.
Aryan adalah anak yang sangat pintar mengendalikan emosi dan menyembunyikan rasa takutnya. Aryan tetap bisa bersikap tenang dan ceria di depan pengurus panti asuhannya seolah tidak terjadi apa-apa. Pengurus panti asuhan itu pun tidak curiga jika Aryan berniat untuk melarikan diri karena Aryan tetap terlihat ceria di balik rasa takutnya.
Dari sini Aryan menilai jika Hasyi adalah orang yang sangat pemaaf. Hasyi tetap mau bekerja sama dan membantu anak-anak lain di panti asuhan yang suka mencemooh dirinya menyusun rencana untuk melarikan diri dari panti asuhan itu. Aryan juga sangat menghargai tekad Hasyi untuk meraih kebebasan dengan cara melepaskan diri dari ancaman pengurus panti yang selalu mengurung mereka dan tak mengizinkan mereka keluar dari gerbang untuk dijadikan santapan.
Sejak awal, Hasyi sudah sangat ingin melarikan diri dari panti asuhan itu dan kembali ke rumahnya bersama ibu kandungnya sendiri karena Hasyi memang selalu lebih nyaman berada di rumahnya daripada di tempat lain, meskipun sebenarnya fasilitas seperti makanan dan taman bermain bisa ia dapatkan di panti asuhan itu. Tak jarang Hasyi berpikir jika ia dititipkan di panti asuhan ini dan dipisahkan dari ibunya sebagai hukuman dari ibunya karena ia terlalu nakal.
Meskipun terkesan pendiam dan sulit diajak berbicara, saat itu Hasyi sudah mampu menyakinkan anak-anak lain di panti asuhan itu untuk mengikuti rencana Hasyi dalam melarikan diri. Seperti yang dikatakan oleh psikolog yang mendiagnosanya dulu, sebenarnya Hasyi memiliki kecerdasan luar biasa yang tersembunyi di balik autisme yang ia idap.
Jika tidak gelisah dan panik, Hasyi mampu memikirkan rencana untuk melarikan diri dari pengurus panti asuhan, semudah menyusun puzzle. Hasyi yang saat itu masih balita dan tinggal di asrama panti yang dibuat khusus untuk anak berusia lima tahun sudah cukup kreatif memilh rencana melarikan diri dari panti asuhan itu dengan memanfaatkan satpam penjaga gerbang yang ketagihan minum-minuman keras. Ia juga memanfaatkan situasi saat pengurus panti itu sedang tertidur lelap di bawah udara dingin pendingin ruangan sehingga ia tidak sempat mencegah anak-anak melarikan diri dari panti asuhan karena ketiduran.
Hasyi dan anak-anak panti asuhan lain saat itu mulai menyalakan semua pendingin ruangan yang ada di kamar pengurus panti dan seluruh ruangan di dalam bangunan panti asuhan itu. Udara dingin dapat membuat siluman tidur lebih nyenyak daripada di udara panas. Anak-anak itu berharap pengurus panti tak dapat mencegah mereka melarikan diri karena tertidur terlalu lelap.
Kalaupun pengurus panti asuhan itu mampu bangun, di bawah udara dingin pengurus panti asuhan itu tidak akan menyadari jika anak-anak sedang menjalankan rencana melarikan diri karena ia begitu kelelahan di malam hari dan konsentrasinya berkurang. Pengurus panti itu pasti langsung mematikan semua pendingin ruangan yang dinyalakan anak-anak panti secara spontan begitu bangun tidur karena takut membuang-buang listrik daripada memeriksa keadaan anak-anak panti asuhannya. Hasyi dan anak-anak lain di panti asuhan itu bisa mengulur waktu untuk melarikan diri selama pengurus panti sibuk mematikan seluruh pendingin ruangan yang dapat membuatnya terlelap.
Hasyi mengamati satpam penjaga gerbang panti asuhan itu selalu membiarkan siapapun keluar masuk gerbang panti asuhan saat menenggak minuman keras. Pada malam hari, Hasyi mencoba membuat satpam yang menjaga gerbang itu tak dapat berkonsentrasi dengan cara memberikan satpam penjaga gerbang itu minuman keras yang mereka curi dari kamar pengurus panti yang juga suka meminum-minuman keras seperti satpamnya. Anak-anak itu mengatakan jika minuman keras itu diberikan oleh penjaga panti untuk satpam yang menjaga gerbang itu di malam hari.
Saat satpam penjaga panti asuhan itu mabuk-mabukan hingga kurang waspada menjaga gerbang, anak-anak memiliki kesempatan untuk melarikan diri dari panti asuhan itu dengan memanjat pagar. Rencana Hasyi dan anak-anak untuk kabur akhirnya berhasil.
Anak-anak yatim-piatu yang tidak memiliki orang tua itu lebih memilih tinggal di jalanan dan emperan toko, daripada tetap hidup nyaman di panti asuhan tempat mereka menunggu ajal di tangan pengurus panti asuhan yang siap memangsa mereka kapan saja.
Sedangkan Hasyi dan Aryan yang masih memiliki orang tua akhirnya berpisah dan berusaha semampunya mencari jalan kembali ke rumah orang tua mereka masing-masing.Sekarang pengurus panti asuhan itu telah dijatuhi hukuman mati karena semua perbuatanya yang suka memakan daging anak-anak yang masih hidup akhirnya terbongkar oleh pihak kepolisian.
Begitu mendengar cerita Aryan, Hasyi sadar jika kisah hidupnya lebih panjang daripada yang ia duga sebelumnya.
***
Kini Hasyi memiliki identitas ganda, sebagai seorang pelayan istana kerajaan dan juga sebagai seorang anggota organisasi pemberontak yang ingin menjungkirkan kekuasaan raja. Lama-kelamaan kondisi jiwa Hasyi semakin memburuk. Ia terus mengganggap dirinya seorang pengkhianat yang menghancurkan kerajaan dari dalam. Hasyi sangat ingin setia melayani Putri Hasya sepenuh hati, tetapi desakan teman-temannya di Tanduk Berlian membuatnya terpaksa harus berkhianat.
Hasyi mulai setengah tidak sadar jika dia memiliki identitas ganda, apalagi anak autis dengan sindrom asperger seperti dirinya seharusnya hanya fokus pada satu hal dan satu pekerjaan dalam satu waktu. Untungnya, sampai saat ini belum ada seorang pun di Kastil Herlingen yang menyadari jika Hasyi sudah mulai terlibat dalam organisasi Tanduk Berlian, di balik pekerjaannya sebagai pelayan pribadi Putri Hasya.
Anak asperger sangat kesulitan membagi waktu untuk dua pekerjaan atau lebih dalam satu waktu. Terlalu banyak melakukan pekerjaan dalam satu waktu juga dapat membuat Hasyi depresi. Ia juga setengah tidak menyadari bagaimana caranya membagi waktu antara pekerjaan paruh waktunya ketika menjadi pelayan istana dan anggota organisasi Tanduk Berlian.
Hasyi selalu berputar-putar di ayunan kebun stroberi itu untuk menenangkan kegelisahannya sembari menemai Putri Hasya. Rutinitas itu dilakukan Hasyi setelah ia menyediakan secangkir teh dingin pada Putri Hasya yang mungkin akan kehausan setelah kelelahan memetik ratusan pucuk stroberi dan memasukkannya dalam keranjang piknik. Sebagai pelayan pribadi, ia selalu mengikuti Putri Hasya ke manapun pergi.
”Hasyi apa kamu mau stroberi? Ini masih segar dan banyak,” Putri Hasya menawari setumpuk stroberi merah yang baru saja ia petik. Telapak tangannya memerah dipenuhi lumuran stroberi. Putri Hasya hanya mengizinkan dirinya sendiri yang memetik stroberi di kebun. Ia menolak tawaran Hasyi yang mencoba membantunya memetik stroberi.
Sejak bertemu dengan Hasyi setelah belasan tahun berpisah, wajah Hasya terlihat lebih ceria. Ia yang awalnya pemarah dan berwajah keruh kini sudah terlihat kian ramah dan mudah tersenyum. Begitupun Hasyi. Ia sudah tidak merasa kesepian lagi sejak bertemu Putri Hasya.
Kupu-kupu warna-warni dengan sayap bintik-bintik menyala, beterbangan seperti menari-nari di antara pohon-pohon stroberi. Kupu-kupu itu saling mematut di bawah pantulan pelangi. Sekecil apapun tubuh kupu-kupu dan sesedikit apapun gerakannya, semua selalu terlihat serasi. Kepakan sayap kupu-kupu senyap dalam keindahan pagi. Mereka biasanya selalu berkumpul setelah hujan.
Sisa air hujan yang membasahi pohon-pohon stroberi ikut membasahi rambut mereka. Ada beberapa stroberi beracun berwarna biru di kebun stroberi itu. Jika tidak hati-hati siapapun yang memakannya dapat tumbuh menjadi raksasa setinggi empat meter dan membuatnya merasa agak mual selama beberapa menit.
Beberapa kali Putri Hasya iseng mencicipi stroberi itu. Ia menjadi seperti seorang pecandu alkohol.
“Tentu, terima kasih tuan Putri,” Hasyi mengganguk seketika ia membuka mulutnya dan mencoba meraih satu stroberi di keranjang piknik yang digenggam Putri Hasya. Putri Hasya langsung menyuapi dan memasukkan stroberi itu secara paksa ke mulut Hasyi. Putri Hasya mengganggap Hasyi adalah boneka kesayangannya sekarang.
“Bagaimana rasanya?” tanya Putri Hasya pada Hasyi yang berusaha menelan stroberi itu. Putri Hasya berusaha menahan tawa melihat Hasyi yang terlihat sangat lucu dan agak menggemaskan dengan wajah dan mulutnya memerah berlumuran stroberi.
Jarak antara satu gerbang istana dengan gerbang lainnya sangat panjang, jadi sangat melelahkan jika ditempuh dengan jalan kaki. Jadi Hasyi menaiki sepedanya untuk menuju istana kediaman Putri Hasya. Rumah ayah tiri Hasyi dengan istana sangat dekat jadi ia pergi bekerja hanya menggunakan sepeda.
Di waktu luang Hasya yang juga memiliki sepeda lebih mewah sering mengajak Hasyi balapan sepeda di dalam halaman istana yang sangat luas dan sebagian sudah diaspal dan tidak berbatu atau tanah merah. Secepat apapun Hasyi megayuh sepeda, bahkan jika ia menang, Hasyi harus tetap mengaku kalah atau Hasya akan marah. Hasya adalah seorang putri, sudah sepantasnya mendapatkan yang ia inginkan. Karena bukanlah sesuatu yang penting, Hasyi pun hanya mengalah dan tersenyum.
“Manis,” jawab Hasyim singkat sambil buru-buru menikmati dan mengunyah stroberi di mulutnya. Belum pernah seumur hidupnya ia menikmati stroberi seenak ini.
“Kurasa stroberi ini cukup layak untuk dijadikan hidangan utama pesta perjamuan nanti malam,” Putri Hasya menghitung stroberi yang ia kumpulkan di dalam keranjang pikniknya sambil memperhatikan sulur pohon stroberi yang sudah sangat panjang.
“Apa kau tahu Hasyi, ayahku bilang siapapun yang menuliskan keinginannya di atas kertas, memasukkannya ke dalam botol dan menggantung botol itu di atas salah satu sulur pohon stroberi itu dengan tali, maka keinginannya akan terkabul,” Putri Hasya berhenti memetik stroberi. Tangannya sudah tidak kuat memetik lagi. Stroberi di kebun ini seakan tak akan pernah habis. Warna merahnya yang begitu merona dan indah menutupi seluruh wilayah perkebunan ini.
“Benarkah? Apakah Anda pernah mencoba membuat permintaan dengan pohon stroberi itu?” tanya Hasyi yang tiba-tiba menjadi antusias dengan sesuatu yang belum jelas kenyataannya. Seperti biasa ia selalu tertarik dengan sesuatu yang terdengar seperti dongeng yang indah, meskipun ia tidak pernah merasakan keindahan dongeng dalam hidupnya.
“Entahlah aku bukan orang yang memiliki banyak keinginan. Segala keinginanku sudah terkabulkan oleh fasilitas di kerajaan ini. Mungkin jika seandainya itu nyata aku hanya ingin bisa hidup bahagia selamanya. Kalau kau sendiri kira-kira apa keinginanmu yang ingin kau gantung di pohon stroberi itu?” Putri Hasya bertanya dan langkah kakinya mulai terasa berat.
“Sebenarnya saya hanya ingin memiliki cukup uang untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi untuk menjadi seorang guru yang baik dan dapat mendidik serta menyayangi murid-murid dengan sepenuh hati. Agar murid-murid saya nanti memiliki masa kecil yang bahagia tidak seperti saya,” Hasyi menundukkan kepalanya mengingat masa kecilnya yang selalu diganggu oleh anak-anak lain.
“Hah menjadi guru? Aku pikir sekarang kau bekerja menjadi pelayan pribadiku? Oh iya kau kan sudah mengangkat sumpah setia padaku. Namun aku tak bisa menahanmu jika kau ingin berhenti jadi pelayan karena alasan ingin pindah pekerjaan yang sesuai keinginanmu atau ingin melanjutkan pendidikanmu ke perguruan tinggi, karena saat ini pendidikan sangatlah penting dan pendidikan yang lebih tinggi juga memungkinkanmu mendapatkan jabatan yang lebih tinggi sebagai pegawai pemerintahan,” Putri Hasya memberikan dukungan. Dari bibir tersunggingnya, tampaknya Putri Hasya sama-sekali tidak keberatan jika Hasyi nantinya akan berhenti bekerja menjadi pelayan istana dan memilih pekerjaan lain yang sesuai keinginannya.
Di Kerajaan Miggleland, gaji guru sangatlah tinggi. Gaji guru terkadang bisa menyamai dokter. Bahkan banyak dosen di berbagai universitas kerajaan yang gajinya bisa hampir menyamai pejabat tinggi pemerintahan. Yang jelas gaji guru di kerajaan ini bahkan lebih tinggi daripada gaji Hasyi sebagai pelayan pribadi Putri Hasya. Bangsa Miggleland adalah bangsa yang sangat peduli dengan pendidikan karena mereka percaya jika pendidikan adalah kunci kemajuan peradaban. Mungkin ini yang membuat Miggleland mampu menjadi imperium penguasa dunia. Kesejahteraan serta penghidupan layak bagi guru adalah kunci dari kemajuan kerajaan.
Hasyi tersenyum mengiyakan tanggapan Putri Hasya. Ia masih berusaha terlihat sesetia mungkin di depan Putri Hasya, meskipun ia merasa bersalah karena telah bergabung dengan restorasi Tanduk Berlian.
“Ups, saya lupa jika saya sekarang sudah menjadi pelayan pribadi tuan Putri. Maaf, jika saya terus mengingat impian masa kecil saya,” Hasyi keceplosan sambil menggaruk kepalanya. Ia menunjukkan jika hatinya tidak sepenuhnya diabdikan untuk menjadi pelayan istana, melainkan ia menjadi pelayan istana hanya sebagai ladang mencari uang untuk menabung biaya pendidikan di perguruan tinggi.
“Oh iya, Hasyi tadi kau bilang kau memiliki masa kecil yang menyedihkan memang semenyedihkan apa masa kecilmu itu?” tanya Putri Hasya terlihat agak khawatir. Ia memandangi Hasyi yang sedang menunduk dengan wajah pucat yang ditutupi bayangan pohon stroberi.
“Anda tidak akan mau mendengarkan kisah masa kecil saya yang membosankan, Tuan Putri. Sejak kecil saya sangat lemah. Orang lemah selalu membuat Anda bosan, bukan?” Hasyi memelankan suaranya. Putri Hasya tidak memaksa Hasyi mengungkapkan rahasia masa kecilnya. Putri Hasya tetap tersenyum dan memilih tidak ikut campur urusan urusan pribadi Hasyi.
“Hasyi kau tahu meskipun aku memiliki segalanya di istana ini, aku tidak tahu mengapa merasa kesepian. Ini di antara kita berdua saja ya, kau adalah teman yang baik. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada hatiku yang bergejolak, namun hidupku berubah menjadi berwarna sejak kau melayaniku sebagai pelayan pribadi,” Putri Hasya menunduk dengan hampa. Kupu-kupu sesaat hinggap di kepalanya.
Hasyi hanya terdiam. Ia ragu untuk menanggapi kata-kata Putri Hasya. Ia memetik setangkai bunga stroberi yang belum menjadi buah. Dengan lancang ia memetik dan meletakkan bunga itu ke telinga Putri Hasya sambil tersenyum manis.
Tetapi bukannya marah. Pipi Putri Hasya memerah dan dari bibirnya tersungging senyuman. Putri Hasya justru terlihat berterima kasih. Ia tertawa sambil menepis pundak Hasyi. Bunga stroberi yang ada di telinganya membuat Putri Hasya terlihat semakin anggun. Semakin lama mereka semakin akrab. Mungkin karena keduanya memang seumuran. Atau memang selama ini dilingkupi kesepian.
***
Pesta perjamuan mewah di Kastil Herlingen bertujuan sebagai proses perjodohan Putri Hasya dengan salah seorang pangeran keturunan manusia murni dari kerajaan tetangga yang bernama Raden Kurniawan Balaputrajaya. Pernikahan ini untuk mempersatukan wilayah Kerajaan Miggleland dengan kerajaan tetangga itu. Raja Ghaozon juga berniat membuat Hasya sebagai seorang perempuan yang memimpin kerajaan ini dari balik bayangan suaminya nanti.
Sebelumnya Putri Hasya menolak pinangan dari Pangeran Hanabi Khan, seorang pangeran dari Kekhanan Siberia. Kedatangan rombongan pangeran telah membantah teori konspirasi yang menyatakan jika sudah tidak ada lagi peradaban manusia di luar Miggleland setelah perang nuklir.
Kerajaan tetangga Kurniawan Balaputrajaya itu disebut sebagai kerajaan suci Maliawan, kerajaan yang berpusat di Pulau Borneo. Maliawan kini menguasai Asia Tenggara, separuh benua Australia, hingga sebagian Srilanka.
Kurang dari seratus tahun Kerajaan Maliawan menjadi negara adidaya. Mereka berhasil menguasai benua Australia bahkan kerajaannya menjadi negara imperialis yang melebihi negara imperialis lain.
Kerajaan Miggleland memang memiliki hubungan sejarah yang kelam dengan kerajaan di sekitar Asia Tenggara, khususnya Majapahit. Karena penjajahan kerajaan Majapahit di wilayah ini ratusan tahun yang lalu. Tetapi kini kedua kerajaan telah melupakan sejarah kelam yang terjadi lebih dari delapan abad silam. Bahkan pada perang nuklir seratus tahun lalu, Kerajaan Miggleland dan Kerajaan Maliawan selalu bersekutu dalam satu pakta pertahanan. Bahkan ketika pusat pemerintahan Kerajaan Maliawan di Martapura diduduki negara musuh, Kerajaan Maliawan mendirikan pemerintahan pengasingannya di wilayah Kerajaan Miggleland. Kerajaan Miggleland sendiri menyebut wilayah Maliawan sebagai Distrik X.
Pesta perjamuan itu mendapatkan kecaman serius dari rakyat yang kelaparan. Bagaimana bisa keluarga kerajaan seenaknya membuat pesta dengan menghambur-hamburkan makanan sebanyak itu di saat rakyat yang kelaparan. Belum lagi para bangsawan dan pejabat kerajaan malah sering melakukan korupsi dan mengadakan pesta perjamuan mewah yang tidak perlu. Sangat aneh raja menjaga keselamatan kekuasaannya dengan menjaga hubungan perdamaian dengan kerajaan lain untuk mencegah peperangan antarkerajaan lewat perjodohan itu, ketika situasi kerajaannya sendiri sangat mencekam, dipenuhi kerusuhan, dan sejumlah pemberontakan gerilya yang ingin menggulingkan kekuasaannya.
Di bawah dan sekitar pilar-pilar emas aula istana yang juga berfungsi sebagai ruang dansa, dipajang lampu-lampu lentera mewah berkilau yang berlapis emas. Sepuluh orang pianis terbaik kerajaan mendentingkan nada dengan perasaan khidmat. Meja kayu jati yang sangat panjang dan dipenuhi berbagai kue dan buah-buahan di sajikan khusus untuk hidangan Pangeran Kurniawan dan rombongannya nanti. Karena Pangeran Kurniawan dan rombongannya nanti merupakan manusia murni yang sama sekali bukan keturunan siluman seperti penduduk kerajaan ini, maka mereka sama-sekali tidak bisa memakan daging mayat manusia dan hanya bisa memakan makanan biasa seperti buah-buahan.
“Hasyi acara perjamuannya masih lama kau mau berdansa denganku?” Putri Hasya mengulurkan tangannya. Senyuman manisnya membuat siapapun tak dapat menolak tawarannya. Tetapi Hasyi ragu menggerakkan tubuhnya.
“Saya orang yang sangat buruk dalam berdansa ataupun menari, Putri. Guru kesenian di sekolah saya selalu membentak dan tak mengizinkan saya mengikuti pelajaran keseniannya karena gerakan saya dalam menari terlalu kaku dan lamban seperti robot. Anda akan menyesal jika mengajak saya berdansa,” Hasyi menolak dengan sopan. Seketika Hasyi mengingat masa lalunya. Ia bersedih melihat anak-anak lain dari luar jendela kelas ketika ia dihukum oleh guru kesenian yang sangat membenci tubuhnya yang begitu kaku, sementara anak-anak lain sedang bersenang-senang dan menari dengan alunan musik di atas perasaan Hasyi yang kesepian di luar rungan kelas yang dingin.
Tubuh Hasyi yang sebenarnya berada di aula istana terasa disedot kembali oleh perasaan hampa waktu dirinya yang sedang dihukum oleh guru keseniannya yang tak berperasaan. Guru itu mengganggap Hasyi selalu bersalah dan menghukumnya berdiri di luar kelas karena ia tak bisa menari yang disebabkan motoriknya yang buruk. Ia bahkan bisa melihat dan merasakan perasaan hampa dan sedikit rasa bencinya pada guru kesenian itu yang selalu mengajak anak-anak lain di kelasnya untuk ikut mengucilkan dan mengintimidasi Hasyi hanya karena ia tak bisa menari.
Putri Hasya tidak peduli seburuk apapun tarian Hasyi. Yang ia pedulikan hanyalah menghabiskan waktu dan bersenang-senang dengan wajah tulusnya pada Hasyi. Ia langsung menarik paksa lengan Hasyi dan mengajaknya berdansa. Tubuh Hasyi awalnya tersedot ke masa sekolahnya ketika sedang dihukum guru keseniannya. Kini telapak tangan halus Putri Hasya telah menyedot kembali tubuh Hasyi ke waktu dan tempat yang jauh lebih bercahaya. Putri Hasya mengajak Hasyi berdansa di bawah pilar-pilar emas ruang dansa ini dengan gerakannya yang sangat lincah. Putri Hasya tidak mampu membiarkan Hasyi tidak merasakan kebahagiaan dan tetap tinggal di dunia masa lalunya yang kelam. Putri Hasya membuat Hasyi yang memiliki tubuh kaku dan lamban kesulitan mengikuti gerakan dansanya yang sangat cepat dan tidak mudah ditebak. Napas Hasyi terengah-engah, meskipun ia juga sangat menikmati dansa dengan Putri Hasya.
Wajah Putri Hasya yang sangat manis, seakan menertawakan wajah marah guru kesenian Hasyi di masa lalu yang membenci Hasyi. Putri Hasya tetap mengajak Hasyi berdansa dengan antusias disertai derai tawa tulusnya, meskipun banyak bangsawan yang melihatnya dengan bibir yang berekspresi jijik. Para bangsawan itu mungkin menganggap Putri Hasya aneh karena sebelumnya tak ada putri raja yang cukup rendah hati dan bersedia mengajak pelayan pribadinya yang statusnya rendah, berdansa bersamanya. Tetapi dari bibirnya yang tersungging senyum dan matanya yang agak keruh, Raja Ghaozon justru terlihat membiarkan Putri Hasya berdansa bersama Hasyi. Seharusnya dalam tradisi kerajaan bangsawan yang berdansa dengan rakyat jelata dianggap telah rela melepaskan gelar kebangsawanannya.
Beberapa pasukan Janissary dengan heboh berteriak di depan raja. Mereka mengabari jika Pangeran Kurniawan dan rombongannya telah tiba di depan gerbang istana pertama Kastil Herlingen. Kedatangan Pangeran Kurniawan disambut dengan karpet merah bertabur bunga di kakinya disertai bunyi terompet. Para bangsawan, menteri, pelayan, dan pasukan Janissary yang menjaga ketat pesta perjamuan itu menyambutnya dengan antusias. Pangeran Kurniawan yang berselempangan pita merah di busana kebesarannya berjalan mendekati Putri Hasya yang mengenakan gaun ketat merah, bermotif bunga berwarna hitam berkilau. Mereka kini berhadapan. Bendera Kerajaan Maliawan dengan warna kuning di atasnya dan warna hitam di bawahnya, dikibarkan berdampingan dengan bendera panji bulan yang berwarna hitam.
Pangeran Kurniawan berkulit putih tetapi tidak pucat seperti ras siluman Asura. Ia terlihat seperti ras manusia murni pada umumnya. Hidung mancung dan rambut pirang kemerahan. Wajahnya oval dan tirus dengan mulut yang kecil. Ia memiliki mata sebiru langit dengan tatapan karismatik yang menawan. Gaya bahasanya begitu sopan dan tertata dengan baik.
“Wajahmu terlihat bercahaya malam ini, Putri Hasya,” Pangeran Kurniawan membungkuk dengan kata-katanya yang karismatik sambil mencium punggung tangan Putri Hasya. Ia meminta Putri Hasya untuk berdansa dengannya. Pasangan dansa yang lain memberikan jarak yang cukup luas pada keduanya. Alunan musik piano mengiringi mereka yang menari dengan serasi seperti kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya setelah turun hujan.
Usia Pangeran Kurniawan sudah 24 tahun, berbeda jauh dengan usia Putri Hasya yang baru menginjak 17 tahun. Tetapi demi keinginan ayahnya dan demi perdamaian dan bersatunya Kerajaan Miggleland dan kerajaan tetangga, Putri Hasya terpaksa dinikahkan dengan pangeran yang usianya jauh lebih tua darinya.
Pangeran Kurniawan sebenarnya menjalankan hubungan bersama Putri Hasya dengan terpaksa. Ia juga terlihat tidak terlalu mencintainya.
Diam-diam, Pangeran Kurniawan mencintai putri lain di Kerajaan Miggleland. Putri itu bernama Azra, saudara sepupu Putri Hasya. Pangeran Kurniawan selalu terpesona dengan tatapan mata Azra yang menyejukkan hatinya. Azra juga terpikat dengan suara dan gaya bicara Pangeran Kurniawan yang begitu mempesona. Diam-diam Azra selalu berusaha merebut Pangeran Kurniawan dari Putri Hasya.
“Dia selalu mengambil segalanya dariku, sekarang kekasihku pun ia rebut,” gumam Azra bersungut-sungut memandangi Putri Hasya yang sedang berdansa dengan Pangeran Kurniawan.
Azra hampir saja ingin membuang cincin emas di jarinya yang diberikan Pangeran Kurniawan pada dirinya sebagai ungkapan cinta. Tetapi Azra tetap setia menahan cincin itu di jarinya karena cintanya pada Pangeran Kurniawan sangatlah tulus. Ia percaya Pangeran Kurniawan kelak akan kembali ke dalam pelukannya karena Pangeran Kurniawan sudah ditakdirkan menjadi cinta sejatinya.
Azra sedang berdiri dengan pakaian pasukan Janissary saat bangsawan lainnya mengenakan pakaian pesta. Ayahnya tak mengizinkannya ikut berdansa dengan bangsawan lain karena ia harus tetap fokus pada pekerjaannya sebagai seorang Janissary dan menjaga keamanan pesta perjamuan itu. Hatinya mulai terbakar perasaan cemburu dengan adik sepupunya.
Azra memang saudara sepupu dan pengawal pribadi Putri Hasya. Keduanya terlihat sangat dekat. Tetapi di balik itu semua, Azra sebenarnya adalah gadis yang sangat berambisi karena pengaruh ayahnya. Ia merasa ayahnya lebih menyayangi dan mengutamakan kepentingan saudara sepupunya, Putri Hasya sebagai penerus takhta, daripada anak kandungnya sendiri. Bahkan menurut Azra, ayahnya menjadikannya seorang militer agar ia bisa menjaga dan mengutamakan keselamatan Putri Hasya tanpa memedulikan perasaan anaknya sendiri. Tentu saja Azra menyimpan perasaan cemburu dan sembilu di dalam hatinya.
Terkadang Azra memiliki niat untuk menyingkirkan adik sepupunya menjadi penerus takhta kerajaan ini. Azra punya rasa iri begitu besar di balik wajahnya yang terlihat setia pada Putri Hasya karena ia merasa lebih tua daripada Putri Hasya. Azra sering dipermalukan teman-temannya karena ayahnya ingin Azra selalu bersikap seperti laki-laki. Bahkan ayahnya memaksa Azra mengenakan pakaian laki-laki. Ayahnya ingin Azra terlahir sebagai laki-laki agar bisa menjadi penerusnya, tapi ayahnya mulai kecewa dan kurang perhatian terhadap anaknya karena Azra terlahir sebagai perempuan.
Jangankan dengan adik sepupunya sendiri, Azra juga selalu iri dengan putri-putri bangsawan dari kerajaan lain yang berkunjung ke Kastil Herlingen. Sampai-sampai ia sering menjahili mereka. Lantaran Azra terlihat gagah dengan seragam militernya, ia berpura-pura menjadi seorang laki-laki. Para putri itu sering berebut perhatian Azra yang mereka kira adalah seorang pangeran dan mendesak Azra untuk berdansa dengan mereka. Azra selalu bersembunyi dan tak mau berdansa dengan putri kerajaan lain. Ia hanya ingin melihat putri-putri lain bertengkar memperebutkan dirinya.
Setelah Putri Hasya dan Pangeran Kurniawan selesai berdansa, raja segera menghampiri mereka. Pasangan itu telah menghentikan langkah kakinya dengan elegan. “Hubungan kalian berdua sudah saling dekat ya, semoga semakin lancar,” Raja Ghaozon mengulurkan tangan gempalnya mengajak Pangeran Kurniawan bersalaman. Raja tersenyum ramah menyambut calon suami anaknya. Dengan wajah bersahabat Pangeran Kurniwan tertawa kecil.
Pangeran Kurniawan membungkuk dengan segan. Hampir saja mahkotanya terjatuh dari kepala. Ia tersenyum ramah sambil mengangguk malu.
Wajah raja terlihat semakin cerah dan bahagia, “Kira-kira sebulan lagi kalian akan menikah…”
Tiba-tiba Putri Hasya menjerit histeris yang membuat semua orang di ruang dansa terkejut. Putri Hasya menyela raja yang belum sempat menyelesaikan kata-katanya.
“Aku tak masalah dinikahkan oleh orang yang jauh lebih tua daripada diriku, Ayah! Tetapi aku belum siap menikah saat ini juga. Aku masih 17 tahun. Pangeran Kurniawan itu manusia berdarah murni. Untuk ukuran manusia berdarah murni, aku masih terlalu muda untuk dinikahkan dengannya. Aku ingin menikmati hidup dan masa remajaku terlebih dahulu!” Putri Hasya menangis tersedu-sedu. Ia terlihat sangat kasar dan tidak memedulikan perasaan Pangeran Kurniawan yang ada di sampingnya dengan menyebutnya lebih tua daripada dirinya.
Sekarang Putri Hasya mulai bersikap seperti Hasyi karena belakangan ia selalu bergaul dengannya. Ia takut dengan kedewasaan. Ia takut dengan dunia pernikahan. Sekarang ia berharap menjadi anak kecil selamanya agar tidak harus merasakan tanggung jawab sebagai seorang istri.
Putri Hasya mengungkapkan seluruh isi hatinya dengan kalimat yang lugas. Ia berlari kecil meninggalkan pesta menuju kamarnya. Pesta perjamuan itu dengan cepat menjadi kacau. Para bangsawan saling berbisik heboh melihat putri raja yang biasanya terlihat sopan dan anggun tiba-tiba membentak Sang Raja.
Pangeran Kurniawan berusaha mengejar Putri Hasya, tetapi raja menahannya. Raja pun meminta Hasyi sebagai pelayan pribadi menyusul Putri Hasya yang berlari meninggalkan ruang dansa itu dengan tangisan kecewa berkepanjangan pada ayahnya. Raja meminta Hasyi memberitahukan Putri Hasya bahwa raja tidak akan memaksa Putri Hasya menikah buru-buru jika Putri Hasya memang belum siap menikah.
Suasana menjadi senyap. Raja diam seribu bahasa. Ia terlihat memegangi jantungnya. Belum pernah seumur hidupnya Putri Hasyh begitu marah dan kecewa padanya.
Raja ingat dia pernah mengancam Putri Hasya jika tidak mau menikah dengan Pangeran Kurniawan apalagi sampai menikah dengan rakyat biasa ataupun bangsawan yang bukan menjadi penerus takhta seperti dirnya. Putri Hasya beserta anaknya kelak tidak akan diizinkan menjadi penerus takhta dan takhta kerajaan akan diteruskan pada Azra sebagai satu-satunya saudaranya. Bahkan raja mengancam akan mengusir Putri Hasya dan anaknya dari istana dan membiarkan merasakan hidup susah sebagai rakyat biasa.
Azra yang melihat pesta dansa perjodohan Putri Hasyh berantakan tertawa dalam hati. Ia begitu senang melihat hubungan Putri Hasya dengan kekasihnya, Pangeran Kurniawan, merenggang.
Terdengar suara peralatan dapur dari kamar Putri Hasya. Hasyi yang begitu khawatir langsung membuka pintu kamar Putri Hasya dengan paksa. Ia terkejutnya melihat Putri Hasya mencoba bunuh diri dengan menggunakan sekumpulan pisau dapur. Tetapi tubuh Putri Hasya jauh lebih kuat daripada pisau dapur yang gagal ia gunakan untuk bunuh diri. Pisau dapur yang ditusukkan ke dadanya sendiri terpental dan patah oleh tubuhnya yang jauh lebih kuat daripada besi pisau itu. Puluhan pisau itu patah dan berserakan di kamarnya.
Pisau-pisau itu somplak menjadi senjata yang tidak berdaya di hadapan tubuh seorang putri remaja yang memiliki tubuh lebih keras daripada baja. Keinginan Putri Hasyah untuk bunuh diri dapat dipadamkan setelah Hasyi memberitahukan jika raja tidak akan menikahkan Putri Hasya dalam waktu dekat. Wajah Hasyi yang terlihat sangat polos dan lembut seperti bunga matahari yang hangat mampu membuat perasaan Putri Hasya menjadi lebih baik dan mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Ia mulai melunak. Entah mengapa ia selalu merasa bersalah ketika melihat Hasyi khawatir pada dirinya. Hasyi bagaikan kegelapan yang selalu melengkapi cahaya.
***
Ratusan ribu tahun yang lalu, sebelum para siluman melarikan diri ke Pulau Asura di Benua Miggleland, manusia sempat hidup berdampingan dengan siluman di seluruh dunia. Bahkan mereka sudah ada bersamaan dengan kemunculan pertama manusia di bumi. Karena kekuatannya yang mengerikan, banyak manusia yang menyembah mereka karena mengira mereka adalah dewa. Namun kebanyakan kerajaan manusia memerangi mereka karena memperebutkan pengaruh di muka bumi. Akhirnya selama puluhan ribu tahun manusia terus berperang dengan para siluman. Tapi pada akhirnya manusia dan siluman yang sudah lelah berperang membuat perjanjian untuk membagi dunia menjadi dua agar mereka tidak saling mengganggu satu sama lain.
Benua Miggleland dan Pulau Asura sebenarnya adalah wilayah para siluman, meskipun mereka kurang bisa mengeksploitasi wilayahnya sebaik manusia. Adapun sisanya, sebagian besar benua di bumi adalah wilayah manusia karena populasi manusia saat itu memang jauh lebih banyak daripada siluman. Siluman dulu selalu menculik anak manusia di malam hari untuk dijadikan makanan dan siluman perempuan seringkali menggoda pemuda laki-laki di tengah hutan yang sedang berjalan sendirian dengan kecantikannya untuk bercinta, sebelum akhirnya siluman perempuan itu memangsa manusia laki-laki itu.
Namun manusia mulai melanggar perjanjian pembagian dunia dengan para siluman dimulai ketika Kerajaan Miggleland menjadikan benua ini sebagai wilayahnya. Ketika Miggleland berkuasa di tanah para siluman, banyak siluman yang tak suka dengan kolonialisasi manusia. Para siluman tidak pernah setuju dengan penggunaan uang kertas yang diperkenalkan manusia. Awalnya uang kertas memang bisa digunakan sebagai alat pertukaran. Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti kepemilikan emas yang disimpan di gudang pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu uang kertas tersebut dapat ditukarkan penuh dengan jaminan emas dan perak. Emas adalah benda yang sangat berharga sejak zaman kuno, sedangkan nilai uang kertas sebagai penjamin emas bagaimanapun tetap kertas biasa.
Mereka merasa uang kertas nilainya tidak tetap dan selalu turun setiap tahun, karena manusia membuat uang kertas dengan jaminan emas yang lebih sedikit. Sementara manusia terus mencetak uang setiap hari.
Ini membuat siluman merasa semakin miskin setiap tahunnya berbeda dengan uang emas dan perak yang mereka gunakan yang nilainya tetap bahkan naik tiap tahunnya. Belum lagi uang kertas hanya berlaku untuk satu negara, sedangkan emas dan perak berlaku di manapun di belahan dunia. Para bankir dari Kerajaan Miggleland selalu memberikan pinjaman uang kertas sebanyak yang diminta tapi tentu saja ada jaminannya. Hak maritim dan hak perdagangan rakyat siluman Asura semuanya dijadikan jaminan pada manusia dan membuat mereka menderita.
Banyak bangsawan kerajaan siluman Asura yang menjadikan rakyat sebagai budak jaminan pinjaman pada bankir Miggleland karena tidak sanggup melunasi utang plus bunga yang diberikan para bankir Miggleland. Mereka tak peduli dengan rakyat yang penting dapat membeli barang-barang mewah dengan uang kertas yang dijamin bankir Miggleland. Karena utang pula, para siluman yang awalnya agak tertutup dipaksa menyerahkan satu per satu pelabuhannya.
Berbagai siluman termasuk jenis siluman tanaman harus merasakan penderitaan. Ada siluman jagung yang melesatkan biji jagung dan mentega yang melumpuhkan mangsanya, siluman kacang cabai yang memberikan serangan gangguan pencernaan yang melumpuhkan, siluman tanaman buluh listrik yang menembakkan petir pada musuh terdekat hingga satu jalur jauhnya. Ada siluman bunga Red Stingers yang melepaskan tembakan ungu dengan kekuatan penuh saat berada di dekat benteng, dan menjadi siluman yang bertahan dari serangan jarak jauh. Siluman tanaman biasanya adalah petarung jarak jauh dibandingkan siluman binatang yang merupakan petarung jarak dekat, kecuali siluman tanaman pemakan serangga yang merupakan petarung jarak dekat yang bisa memakan manusia hidup-hidup. Jumlah siluman tanaman jauh lebih sedikit daripada siluman binatang.
Posting Komentar