Sang Robot Api

 

Banaspati terjangkit virus corona yang cukup parah hingga tampaknya ia tak bisa memimpin regu pengumpan untuk melakukan gerakan mengalihkan perhatian pasukan Naga Hijau. Virus corona dipercaya penduduk kerajaan ini sebagai salah satu dari wikara atau kutukan. Mungkin Banaspati mendapatkan kutukan dari kekuatan Asura yang ia pakai secara berlebihan. Naga Merah selaku pemimpin tertinggi organisasi Tanduk Berlian mengizinkan Banaspati tidak bertugas untuk sementara waktu.

Anak asperger seperti Hasyi dan Selim memiliki hambatan dalam berinteraksi secara efektif dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka tampaknya akan sangat sulit bekerja sama, apalagi bekerja sama dalam suatu kelompok atau regu seperti regu pengumpan.

Untunglah yang memimpin regu pengumpan setelah Banaspati sakit adalah Anita yang merupakan sahabat Hasyi dan Selim sejak masih kecil. Masih ada Irvan yang merupakan kakak sepupu Selim yang tentu sudah paham jika Selim menyandang asperger. Irvan sudah memahami dan tidak merasa aneh ataupun terganggu dengan perilaku Hasyi dan Selim sebagai anak penyandang asperger.

Selain itu, satu lagi anggota pasukan pengumpan yaitu Aryan. Ia adalah orang yang mudah berteman dengan siapa saja, termasuk dengan anak autis seperti Hasyi dan Selim. Lagipula ia tidak peduli dengan perilaku aneh Hasyi dan Selim sebagai anak penyandang sindrom asperger. Satu-satunya yang dipedulikan Aryan hanyalah bagaimana cara menjadi anggota terbaik dalam Tanduk Berlian.

Karena itulah Banaspati memberikan kepercayaan kepada Anita dan Irvan yang usianya memang paling tua daripada Hasyi, Selim, dan Aryan, untuk memimpin regu pengumpan mengggantikan dirinya. Mereka sudah terbiasa dan mampu memikirkan solusi terhadap sikap Hasyi dan Selim yang aneh. Kedua remaja asperger ini akan mendapat tugas-tugas yang beraturan dan tidak sulit dikerjakan.

Mereka juga sangat bijak menangani perilaku Aryan yang terkadang cenderung kekanak-kanakan seperti Hasyi dan Selim. Aryan cenderung tidak bisa diatur, mau menang sendiri karena merasa pendapatnya adalah pendapat paling benar. Namun ketika temannya dalam bahaya, Aryan selalu ingin menyelamatkan temannya tanpa mau memikirkan keselamatannya sendiri. Anita dan Irvan mampu mengayomi dan memahami anggota regu yang mereka pimpin agar bisa bekerja sama dengan baik.

“Anita rambut oranyemu sangat indah!” ujar Aryan singkat dengan pipi yang memerah. Ia merasa malu mengatakan sesuatu yang lain pada Anita. Setelah itu bibirnya terasa tercekat begitu melihat kecantikan Anita. Aryan salah tingkah sampai menyisir rambutnya yang berwarna kuning emas.

Iris mata biru gelap Selim menatap sengit Aryan yang dengan lancang menggombali pujaan hatinya sejak kecil. Selim mengenal Anita lebih dulu sebelum Aryan. Seharusnya Aryan tidak seenaknya menggombali dan merebut Anita darinya. Tetapi percuma saja ia memaksa Aryan untuk berhenti mendekati gadis yang seharusnya menjadi miliknya. Selim sudah pernah meminta Aryan untuk berhenti menggombali Anita sampai mengancam Aryan dengan menarik kerah bajunya, tetapi dengan sifat kekanak-kanakannya Aryan malah menantang Selim bersaing secara sehat memperebutkan cinta Anita.

Belum lagi bagi Selim, Aryan adalah orang yang sangat mesum. Selim memang merasa dirinya sudah cukup genit, tetapi Selim belum pernah bertemu orang segenit Aryan. Aryan seringkali membicarakan hal-hal yang mesum bagi telinga Selim seperti membicarakan lekuk tubuh Anita. Tentu saja itu akan mengarah pada hal-hal jorok, sedangkan anak autis seperti Selim sangat kaku dan akan marah hingga hilang kendali karena kebingungan ketika mendengarkan kata-kata yang kasar apalagi jorok.

Tubuh Aryan merupakan yang tertinggi di antara Hasyi dan Selim, meskipun lehernya panjang ia tak sekurus yang dipikirkan orang. Ia memang beberapa bulan lebih tua dengan lehernya yang agak panjang. Hasyi dan Selim hanya setinggi leher Aryan. Selim menjadi yang paling pendek di antara anggota regu pengumpan, kecuali Anita. Selim memang yang termuda di antara anggota regu lain. Selim sangat tidak suka dipanggil imut oleh Irvan, tetapi ia suka jika yang memanggilnya dengan sebutan imut adalah Anita.

“Terima kasih,” jawab Anita singkat dengan senyum lebar manis disertai desisan lidah ular di mulutnya. Sangat jarang ada orang yang memuji kecantikan Anita. Selim merasa sangat iri dengan Aryan yang mendapatkan ucapan terima kasih dari mulut manis Anita, meskipun Anita sebenarnya sama-sekali tidak memiliki perasaan istimewa pada Selim maupun Aryan. Anita tetap menganggap mereka hanya sebatas sahabat baiknya.

Anita mengenakan jaket berbulu tebal berwarna biru seperti hendak mendaki gunung ketika menuju bandara terapung itu. Di sana angin dingin berembus kencang. Pipi Anita yang memerah karena kedinginan membuatnya terlihat semakin menggemaskan.

Anita justru terlihat menyukai Irvan, meskipun Irvan tidak suka memiliki hubungan dengan gadis manapun. Irvan masih memiliki trauma karena kematian kekasih pertamanya.

Salah satu tempat yang menjadi incaran regu pengumpan untuk menarik perhatian Naga Hijau agar ia tidak mengganggu pasukan lain adalah bandara terapung dekat istana pasukan Janissary.  Tanduk Berlian berencana membebaskan tahanan politik serta melakukan teror di saat Naga Hijau disibukkan dengan regu pengumpan.

Setahun sekali, bandara terapung di dekat istana pasukan Janissary digunakan oleh pihak kerajaan untuk laga gladiator robot. Wajar bila sangat banyak orang yang berkerumun di sana.

Bandara terapung di Kerajaan Miggleland dapat diakses dengan menaiki pesawat terbang yang biasanya mendarat di sebuah lahan lebar atau bandara kuno yang masih dibangun di permukaan bumi. Di bandara terapung itu, semua peserta yang memiliki topi harus rela topinya terbang tertiup angin yang semakin kencang setiap naik ke tempat yang lebih tinggi. Kipas angin raksasa terdengar berputar dengan sangat keras di atas lokasi gladiator itu. Tempat itu juga dilengkapi alat penyaring yang berguna membantu pernapasan karena udara semakin menipis di tempat yang semakin tinggi.

Manusia memang tidak mengenal kata puas. Di kerajaan ini sebenarnya sudah ada bandara yang berada di permukaan bumi dan masih berfungsi. Namun manusia tetap membangun bandara terapung demi hasrat keserakahan dan keinginan untuk mencapai peradaban yang lebih maju.

Ribuan kapal balon udara Zeppelin berlalu lalang menurunkan penumpang di sekitar bandara terapung itu. Baling-balingnya mengeluarkan aliran listrik berwarna biru. Suara mesin uapnya seperti sekumpulan ngengat yang berparade.

Tapi penyelenggara tidak mengizinkan sembarang orang memasuki arena gladiator. Hanya para peserta yang memiliki robot tempur yang diizinkan masuk ke arena gladiator.

Selim adalah seorang teknisi yang sangat terampil. Bermodalkan bahan-bahan bekas mesin kendaraan panser dan kattenkrad, ia memodifikasi tubuh cyborg Hasyi. Ia membuat penampilan fisik Hasyi dari luar menjadi semakin persis robot tempur yang siap diikutsertakan dalam laga gladiator robot di bandara terapung. Selim membekali Hasyi dengan persenjataan mesin lengkap yang  berasal dari bekas kendaraan panser. Senjata itu menempel di sekujur tubuh Hasyi. Hasyi mengendalikan senjata di tubuh cyborgnya menggunakan sistem keyboard yang memungkinkan pilot secara akurat menghitung posisi sistem pertahanan mutlak. Selim memutar kunci emas pada tubuh Hasyi dan memberikannya nama samaran, yaitu Mad Hatter.

Selama Hasyim bertarung sebagai robot untuk mengalihkan perhatian, anggota regu lain menyamar menjadi penonton biasa dari bangku perwakilan peserta. Mereka mengenakan jas coklat dengan dasi merah panjang. Penampilan mereka tampak dingin misterius.

Arena gladiator robot ini memiliki lantai aspal berbentuk papan catur berwarna hitam dan putih. Ada warna coklat pada bagian yang retak dan itu terlihat di mana-mana.

Seorang juri sekaligus pembawa acara gladiator duel robot itu menaiki semacam alat di kakinya yang berbentuk papan besi. Uap gas terlihat mengepul di bawah papan besi. Alat itu membuatnya terbang mengelilingi arena gladiator dengan leluasa sambil memperhatikan bagaimana jalannya pertandingan dari atas.

Para penonton dan peserta mulai bersorak. Juri itu memperkenalkan robot-robot budak mulai dari yang kecil sampai besar, dari yang merah sampai biru. Dari yang berbentuk seperti manusia, kelabang, hingga kepiting mekanik bercapit skop traktor yang dikendalikan dan diperlakukan oleh tuannya lebih buruk daripada binatang ternak. Biasanya jika robot tempur budak itu kalah dalam laga gladiator melawan robot lain, robot budak itu akan dipermalukan dengan dihancurkan oleh tuannya. Tuannya juga menggunakan sebuah cambuk listrik yang pastinya sangat menyakitkan untuk memaksa si robot bertarung.

“Apa yang kau lakukan Hasyi? Jangan diam saja! Ayo lawan mereka! Apa gunanya tadi aku bersusah payah memasangkan senjata mesin di tubuhmu. Mereka hanya mesin, kau tidak perlu kasihan dengan mereka. Mereka juga tidak memiliki belas kasihan pada dirimu!” sorak Selim dari bangku penonton. Dulu Selim memang tak mau mempelajari kekuatan Asura karena ia adalah orang yang sangat membenci perkelahian dan orang yang sangat mencintai perdamaian, sama seperti Hasyi. Dalam hati kecilnya, Selim juga tak ingin Hasyi menyakiti robot-robot itu. Tetapi kali ini ia marah dengan robot-robot di laga gladiator itu karena ia tidak suka melihat Hasyi dilukai robot-robot itu.

Selim ternyata masih menggangap robot sebagai budak, bukan benda berharga yang memiliki hati nurani. Napas Hasyim tersenggal-senggal. Ia tidak percaya diri mampu bertahan dan melawan robot-robot itu sendirian.

Hasyi ingin menyahut Selim, tetapi robot-robot lain yang tak berhenti menyerangnya membuat keinginannya untuk menyahut menghilang. Robot-robot itu terlihat sama sekali tak ingin menyerang satu-sama lain, tetapi mereka dipaksa oleh tuannya sama seperti Hasyi.

Jiwa Hasyi terbelenggu oleh gugatan nurani yang menyelimutinya. Kini Hasyi adalah cyborg, manusia robot yang tak pernah ingin tumbuh dewasa karena ia memang anak-anak abadi yang sangat membenci kedewasaan. Ia memang ingin menjadi anak-anak selamanya dan tidak harus menyakiti siapapun bahkan mahluk tak bernyawa seperti robot. Tetapi di sisi lain ia harus memedulikan keselamatannya sendiri. Ia tidak bisa terus membiarkan dirinya diserang hingga hancur oleh robot-robot lain. Tubuhnya kini telah berdarah-darah dan  beberapa bagian besi di tubuh cyborgnya telah hancur remuk dan gosong. Ia terkena sengatan listrik dan berbagai peluru yang dikerahkan oleh para robot tempur itu. Ia terlalu sibuk melarikan diri tanpa mau melawan sedikitpun.

Meskipun dengan cepat semua luka Hasyi sembuh oleh darah siluman apinya, tapi anehnya dari lukanya yang cepat sembuh, juri itu sama-sekali tidak curiga jika Hasyi bukan robot sepenuhnya. Karena robot seharusnya tidak bisa meregenerasi kerusakan tubuhnya seperti manusia berdarah siluman.

Ibu Hasyi selalu mengatakan pada Hasyi lebih baik dirinya disakiti oleh orang lain daripada dirinya yang menyakiti orang lain. Perbuatannya tidak pernah bebas dari kata-kata ibunya. Hasyi pun memohon kepada salah satu robot kepiting di gladiator itu untuk berhenti menyerangnya. Tapi robot itu ingin menyerangnya dengan capit besi. Hasyi terus menahan sayatannya yang membuat lengannya berlumuran darah.

Hasyi sama-sekali tak ingin bertarung dengan robot-robot lain. Robot-robot yang ia temui di bandara terapung itu terlihat sangat mirip dengan sahabat robotnya dulu, mobil Teo yang kini sudah hancur dan hilang entah ke mana setelah ia dan ibunya dirampok gengster Aul. Hasyi sangat menyayangi Teo. Begitupun rasa sayangnya dengan robot-robot lain di tempat gladiator ini. Ia sangat membenci dan mengutuk dirinya sendiri karena memiliki perasaan yang sangat sensitif terhadap mahluk-mahluk mekanik tak bernyawa itu.

Hasyi awalnya mencoba melarikan diri dari laga gladiator robot dengan terbang menggunakan sepatu jet robot yang telah dipasangkan Selim di kedua kakinya. Mekanisme perangkat bergaya sepatu roda itu memungkinnya untuk bergerak cepat melintasi semua jenis medan ke langit-langit arena gladiator yang merupakan atap terbuka. Tapi, di balik atap yang terbuka itu ada sebuah sentruman listrik tak kasat mata yang menahannya untuk terbang melarikan diri. Setiap kali Hasyi berusaha melarikan diri masalah yang lebih besar selalu menjerat kakinya.

Karena mesin adalah bagian dari diri Hasyi, mesin cyborg beserta komponen-komponen mekanik di dalam tubuhnya telah menyatu dengan darah siluman apinya. Hasyi sudah menganggap robot-robot itu sebagai saudaranya karena ia kini adalah manusia bertubuh setengah robot yang tidak akan ingin melukai saudaranya sendiri.

Puluhan robot dengan mudah ia lumpuhkan dengan perasaan bersalah. Hasyi sudah bersusah payah mempelajari kekuatan Asura dan Ilmu astraisme untuk melindungi dirinya sendiri dan orang-orang yang ia sayangi, termasuk agar berguna bagi anggota regunya. Ia sangat menyesal karena terpaksa harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk melukai dan menghancurkan robot-robot yang tidak bersalah.

“Tolong jangan tatap aku seperti orang yang bersalah! Jangan dekati aku, jangan anggap aku nyata di dunia ini! Aku rasanya ingin mati saja. PERGILAH! Aku tak ingin menyakiti kalian!” Hasyi berteriak histeris. Ia mencoba menebas lehernya sendiri dengan menggunakan gergaji mesinnya, namun gergaji mesin itu tidak cukup kuat untuk membunuh dirinya.

Gendang telinga Hasyi hampir pecah ketika bertemu dengan robot yang memiliki mulut  berbentuk speaker yang mengeluarkan bunyi keras dan mampu mendorong dan menghancurkan robot-robot lain karena tekanan suaranya. Ada satu lagi robot yang bentuknya aneh seperti tempat sampah yang tak bisa berjalan, tapi menembakkan artileri api dengan sangat cepat dari dalam tutup tempat sampahnya.

Sejak kecil  Hasyi sangat ingin berteman dengan semua orang tanpa pandang bulu dan tanpa menyakiti siapapun. Meskipun terkadang ia marah karena selalu dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya karena autisme yang diidapnya membuatnya dianggap kerasukan roh jahat. Ia ingin semua orang dapat bersahabat satu sama lain termasuk dengan dirinya tanpa perlu bermusuhan. Hasyi memang memiliki hati yang sangat lemah untuk menjadi seorang pemberontak atau petarung, jika terus seperti itu ia akan menjadi bulan-bulanan dunia yang keras, kejam, dan dipenuhi ketidakadilan.

Hasyi terus menangis meminta maaf kepada semua robot yang akan ia hancurkan. Tubuhnya mengeluarkan uap panas dari kekuatan siluman apinya dan ilmu astraismenya yang berasal dari gergaji mesin giok lemuria di dalam tubuh cyborg-nya. Para robot seperti memiliki hati nurani di balik tubuh besi mereka yang keras dan dingin. Entah mengapa mereka merasa iba dengan sikap Hasyi yang terlihat tak ingin menyakiti mereka. Hasyi yang berperasaan lemah lembut terlihat melepaskan semua pakaian robotnya disertai semua senjata tembakan mesin bekas kendaraan panser yang dipasangkan oleh Selim.

Entah bagaimana para robot itu ikut berhenti menyerang Hasyi, termasuk robot kura-kura raksasa yang terkuat di antara mereka. Awalnya robot kura-kura itu memandang Hasyi sebagai lawan tertangguhnya. Ia sangat ingin menaklukkan Hasyi sebagaimana kura-kura dalam dongeng yang mempermalukan kelinci.

Robot-robot yang bertarung di arena gladiator itu mulai tidak mempedulikan dan tak merasa takut dengan cambuk listrik yang dipakai majikannya untuk memaksa mereka bertempur satu-sama lain. Mereka malah berbalik menyerang majikannya masing-masing dengan amunisi yang tersisa hingga arena gladiator itu menjadi kacau dan semakin tak terkendali. Bahkan juri di arena gladiator itu hampir terbunuh oleh tembakan listrik salah satu robot tempur yang mengamuk. Hasyi melindungi juri itu dengan terbang dan menghantam salah satu robot tempur yang hampir membunuh sang juri. Juri itu terkesiap dan seperti tidak percaya jika masih ada robot yang peduli dengan nyawa manusia. Hasyi juga tidak percaya dengan keadaan yang ia lihat hari ini. Hasyi merasa tertekan dengan hidupnya yang semakin tak sesuai rencana dan tak beraturan.

Irvan mengajak anggota regu pengumpan lain mengambil inisiatif untuk membakar dan meledakkan bandara terapung menggunakan bom rakitan pipa karena bentuknya yang menyerupai pipa air. Dalam tabung pipa tersebut diisi bahan peledak. Tekanan dalam pipa akan mengakibatkan ledakan semakin besar dan meluas. Biasanya di dalam pipa akan ditambah bola besi kecil atau pecahan besi.

Irvan juga memanfaatkan bahan bakar robot sebagai tambahan pemicu ledakan ketika peserta lain sedang sibuk menghadapi robot tempur, budak mereka, yang memberontak. Para penonton menyoraki dan menghina robot-robot itu sebagai robot tempur rongsokan. Semakin bandara terapung ini dipenuhi kekacauan, maka semakin besar peluang menarik perhatian Naga Hijau untuk mendatangi bandara terapung sehingga pasukan Tanduk Berlian yang lain tidak perlu khawatir pekerjaan mereka untuk membebaskan tahanan politik dihalangi oleh Naga Hijau.

Naga Hijau yang selalu berangkat di bawah suara dentuman meriam akhirnya berhasil dipancing regu pengumpan untuk datang ke bandara terapung tempat terjadinya kekacauan di gladiator robot. Perhatian Naga Hijau yang seharusnya tertuju pada pasukan Tanduk Berlian lain yang sedang berjuang membebaskan tahanan politik di berbagai penjara malah teralihkan ke regu pengumpan yang memang sedang memasukkannya ke dalam perangkap.

Beberapa pasukan Janissary dan robot polisi yang ikut bersama Naga Hijau terbang menuju bandara terapung menggunakan sebuah pesawat kapal udara berbalon gas raksasa dengan kipas besi raksasa sebagai sayapnya. Ukuran kipas besi itu jauh lebih besar daripada kapal itu sendiri. Mereka sudah menduga jika Tanduk Berlianlah yang berulah untuk mengalihkan perhatian. Mereka tahu sedang dijebak, tetapi jarak markas istana Janissary dan bandara terapung tersebut sangatlah dekat. Mereka tidak bisa membiarkan bandara terapung yang dibangun dengan uang pajak rakyat itu terbakar begitu saja oleh ulah Tanduk Berlian.

“HARAP TENANG! Situasi Terkendali!” teriak Naga Hijau dengan suara lantangnya, dentuman meriam listrik terdengar mengikuti teriakannya. Pasukan yang mengawalnya mengacungkan senapan ke segala arah. Naga Hijau menggunakan baju zirah hijau berantai emas. Ia tidak membawa tameng melainkan keris lahar di pinggangnya dan haldberd, semacam tombak panjang Turki yang memiliki delapan mata kapak.

Seluruh anggota regu pengumpan langsung menjalankan kembali aksi teror dengan mengenakan topeng masing-masing yang sebagian besar berbentuk topeng Guy Fawkes. Hasyi yang kelelahan setelah babak belur melawan puluhan robot di gladiator itu terpaksa melawan rasa lelahnya. Ia langsung mengenakan topeng kelinci yang sangat serasi dengan telinga kelinci di kepalanya. Ia mengeluarkan senapan mesin penembak petir di dalam lemari besi tubuh cyborgnya karena senjata utama Hasyi yaitu gergaji mesin giok lemurianya sudah hancur hingga hanya gagangnya saja yang tersisa setelah ia menghadapi puluhan robot tempur di gladiator itu.

Dengan kecepatan luar biasa, Irvan dan Anita berhasil melumpuhkan semua robot polisi dan pasukan Janissary yang ikut mengawal Naga Hijau. Mereka mengangkat senapan penembak petir yang membuat luka bakar pada tentara elite Janissary dan menghancurkan robot-robot polisi itu sampai berkeping-keping.

Berbeda dengan Irvan yang membunuh semua pasukan janissary itu dengan tenang, Anita membunuh mereka semua sambil tertawa. Ia seperti bersenang-senang. Ia menembak semua pasukan Janissary itu seperti dalam permainan dan menikmati semua darah yang keluar dari mereka. Ia melompat dari satu tubuh pasukan Janissary ke pasukan Janissary yang lain dengan tubuh ularnya yang lincah dan agak lengket karena lendir ularnya, sambil mengejek pasukan Janissary.

Sebagai mantan kadet biasa, Hasyi, Selim, dan Aryan sama sekali tidak lebih kuat daripada Irvan dan Anita yang kini memimpin regu. Tetapi kemampuan mereka bertiga sudah jauh meningkat sejak terakhir kali berlatih sangat keras di markas Tanduk Berlian, sebelum menjalankan rencana pertama membuat kekacauan di bandara terapung ini. Mereka mendapatkan pelatihan khusus dan sangat berat dari Banaspati. Mereka diharuskan merenung tentang kehidupan sebelum berlatih, hingga mereka yang masih remaja menjadi lebih kuat daripada seluruh pasukan elite Janissary yang usianya biasanya lebih dari 40 tahun dan sudah berlatih seumur hidupnya. Tak jarang mereka dilatih dengan cara yang lebih berbahaya daripada pasukan Janissary, seperti dilatih minum racun dengan kadar yang sedikit untuk membuat lebih kebal terhadap racun.

Kebanyakan pasukan Janissary itu adalah siluman bunga dandelion rumput yang dapat membuat tubuhnya hilang dan terurai, seperti bunga dandelion putih yang mekar dan tiba-tiba muncul lagi di suatu tempat.

Untuk memperkuat sengat kalajengkingnya yang tidak sekuat Irvan, Selim menambahkan kabel dengan aliran listrik di lidahnya yang telah berubah menjadi sengat kalajengking. Upaya Selim ini memudahkannya menghabisi lebih banyak robot polisi, meskipun tidak terlalu mempan pada pasukan elite Janissary yang mampu meregenerasi luka di tubuh mereka. Kebanyakan siluman memang seharusnya bisa mati dengan mudah jika terkena senjata yang menembakkan aliran listrik, tetapi pasukan elite janissary yang sudah berlatih bertahun-tahun tidak akan mati dengan mudah jika tersengat tembakan yang mengeluarkan aliran listrik. Kebanyakan pasukan Janissary mati karena penuaan. Pasukan Janissary mengevakuasi semua orang yang ada di bandara terapung itu ke tempat yang lebih aman di permukaan bumi menggunakan sebuah kapal Zeppelin.

Kepala Selim dipenuhi rumus matematika tak beraturan yang entah darimana asalnya. Keringat dingin terus bercucuran. Ia sempat bingung menentukan langkah dan hendak menangis sambil menggenggam senjata dengan tangannya yang bergemetar.

“Laki-laki macam apa kau Selim, kau terlalu banyak berpikir! Habisi saja semua pasukannya!” teriak Aryan bersemangat sambil menghentakkan kakinya ke aspal. Aryan tak peduli ketika ia menyerang pasukan Janissary, namun hampir terkena seorang nenek-nenek. Aryan seakan tak memiliki perasaan empati pada nenek itu. Bukannya meminta maaf, Aryan justru memarahi nenek itu yang terlalu lambat menuju tempat evakuasi kapal Zeppelin.

”Apakah kau tak punya nenek, Aryan? Bagaimana bisa kau hampir melukai nenek itu tanpa merasa bersalah sedikitpun,” bentak Selim berteriak sambil menangis.

“Jangan menangis Selim, tenanglah. Kau akan baik-baik saja kau adalah seorang pejuang! KAU HARUS KUAT!” Irvan menyemangati Selim sambi mengelus rambutnya, setelah menyelamatkan Selim yang hampir tertembak oleh seorang pasukan Janissary. Selim lengah oleh tangisannya sendiri.

“Membunuh satu pasukan Janissary saja kau lama sekali Selim! Lihatlah hanya dengan menjentikan jari kekuatan siluman besiku yang bisa mengendalikan besi, aku sudah berhasil menghancurkan 20 robot polisi itu sampai remuk tak tersisa!” cibir Aryan dengan rambut kuning emas tebalnya terurai tertiup angin. Suaranya agak samar-samar di tengah suara berisik karena kekacauan di bandara terapung yang hampir runtuh ke permukaan bumi karena terbakar.

Aryan mengeluarkan ajian dasalengan besinya. Ia mengeluarkan 10 lengan besi kekar untuk meremukan robot-robot polisi yang terus menembakkan jangkar peluncur laser.

“Huh, diamlah! Urus saja urusanmu sendiri Aryan!” teriak Selim sampai pita suaranya kelihatan merah darah di tengah kekacauan ini. Ternyata bukan hanya tentang memperebutkan cinta pada Anita saja mereka bertengkar dan bersaing, mereka berdua juga bersaing menjadi anggota regu pengumpan yang paling kuat. Selim bukanlah orang yang suka membicarakan hal-hal remeh seperti yang dilakukan Aryan di saat-saat genting.

“AWASS SELIM!” seru Aryan waspada begitu kepala Selim hampir tertembak sebuah bola meriam listrik dari kapal udara perang pasukan Janissary yang menyerang dari atas. Aryan langsung menghancurkan besi kapal udara itu dengan kekuatan siluman besinya yang dapat menghancurkan besi sebesar apapun hingga kapal besi itu terjatuh ke tanah dengan kipas raksasa besi panas di kapal udara itu memperparah jilatan api yang mengelilinginya.

Kapal udara itupun jatuh ke aspal bandara terapung gladiator yang permukaannya sangat datar dan lebar, membuat bangku penonton gladiator kian luluh lantak dengan sisa jilatan api dan abu gosong.

Aryan berhasil melindungi Selim dari kapal udara itu, tetapi tangannya terluka karena melindungi Selim. Tangannya hampir patah setelah mengeluarkan kekuatan dahsyat siluman besi untuk menghancurkan kapal udara itu. Meskipun nakal, Aryan sangat setia kawan.

“ARYAN APA KAU BAIK-BAIK SAJA?” baru pertama kalinya sejak bertemu Aryan, Selim dan Aryan yang menjadi rival sejati mulai peduli satu-sama lain.

”BERTAHANLAH!!” selain racun yang digunakan untuk melumpuhkan musuh, racun dari lidah siluman kalajengking milik Selim juga bisa digunakan untuk menyembuhkan seseorang secara cepat. Ia langsung menyengat tangan Aryan sampai tangan Aryan sembuh dan kembali dapat melancarkan serangan siluman besinya.

Anita tersenyum lebar begitu melihat pasukan elite Janissary semakin banyak yang menyerangnya. Baginya kesenangan sesungguhnya baru saja dimulai karena tampaknya pasukan elite ejanissary itu tahu jika Anita adalah salah satu yang terkuat dari anggota regu pengumpan lain karena dari sekian banyaknya serangan yang dilancarkan, tubuhnya tetap tidak tergores sedikitpun. Mereka semua memusatkan perhatian pada Anita. Sementara, sebagian robot polisi menyerang Irvan yang mampu melumpuhkan pasukan Janissary itu dengan lidah siluman kalajengkingnya semudah meniup angin.

Anita langsung mengubah kakinya menjadi ekor ular titanoboa dan mempraktikan tiwikrama, suatu ajian atau kemampuan untuk mengubah diri menjadi raksasa yang tak terkalahkan. Siluman ular seperti Anita memiliki Cell Growth Factor CGF-3, yang dapat memperbesar ukuran tubuh makhluk hidup. Berat Anita saat menggunakan wujud titanoboanya bisa mencapai 1.500 kilogram dan panjang 15 meter. Berat tersebut sama dengan berat mobil pada umumnya.

Ukuran tubuh ini mampu membunuh mangsa sebesar apa pun. Anita adalah gadis siluman ular remaja yang sangat rakus. Dengan tubuh raksasanya, ia bisa memakan seluruh pasukan Janissary yang kini terlihat sangat kecil baginya. Ia leluasa melahap seperti memakan keripik kentang.

Naga Hijau sebagai komandan pasukan Janissary tentu sangat marah melihat seluruh bawahannya tak berdaya di tangan gadis siluman ular raksasa bertopeng Guy Fawkes. Naga Hijau yang awalnya diam saja karena percaya seluruh bawahannya yang sudah puluhan tahun dilatih untuk menjadi pasukan mampu mengalahkan kelima anggota regu pengumpan dengan mudah, tetapi kali ini dia mau tak mau harus menghadapi mereka berlima sendirian.

 ”MENYERAHLAH TERORIS SIALAN!!!” teriak Naga Hijau yang langsung menghunus kerisnya.

Irvan sebagai ketua regu mengisyaratkan Selim dan Aryan untuk menyerang Naga Hijau dari tiga arah yang berlawanan untuk membuatnya terkecoh sambil mengelilinginya secara bertahap, seperti taktik yang telah mereka pelajari dari Banaspati. Aryan mengubah seluruh tubuhnya menjadi besi, sedangkan Selim dan Irvan mengarahkan pucuk senapan penembak petirnya ke arah Naga Hijau.

Hasyi masih menggenggam senapan penembak petirnya dengan tangan yang bergemetar. Telinga kelinci di kepalanya juga ikut gemetar diikuti topeng kelinci berongganya. Naluri Naga Hijau sebagai siluman naga langsung mengenali sosok Hasyi. Padahal Hasyi mengenakan topeng.

Naga Hijau menebak Hasyim adalah anak balita yang digendong seorang wanita paruh baya belasan tahun yang lalu. Sebenarnya Naga Hijau juga tidak paham mengapa belasan tahun yang lalu raja memerintahkanya untuk mengejar seorang wanita paruh baya dan anaknya. Padahal wanita paruh baya itu bukanlah orang yang terkenal ataupun pemberontak penting. Seakan wanita paruh baya dan anaknya yang digendong itu adalah orang yang sangat berbahaya bagi raja.

Naga Hijau masih terpaku pada sosok Hasyi, meskipun Aryan, Selim, dan Irvan sudah bersiap menyerangnya dengan semua senjata yang mereka genggam, mulai dari senapan penembak petir yang digenggam Selim dan Irwan, hingga busur dan panah kayu yang diubah menjadi besi oleh kekuatan siluman besi Aryan. Sebaliknya, Hasyi melarikan diri seperti seorang pengecut sambil menangis begitu berhadapan dengan Naga Hijau. Yang Hasyi ingat dari kenangan masa kecilnya, Naga Hijau dulunya adalah seorang pria pemegang keris mengerikan yang hendak membunuh ibunya. Hasyi masih ingat betul jika ibunya dulu selalu menyuruhnya lari agar tidak dibunuh oleh pria mengerikan yang tidak ia kenali, yang selalu mengejarnya dari balik semak-semak. Kini ia tahu jika pria yang dimaksud ibunya adalah Naga Hijau.

Naga Hijau tetap terlihat tenang dan berwibawa. Mata siluman naganya yang cermat dan dingin dengan mudah menepis serangan ketiga anggota regu pengumpan. Ia menghunus keris yang mengeluarkan api biru sepanas matahari. Serangannya secepat cahaya. Selim dan Aryan terluka. Kaki mereka terasa mati rasa dan sulit digerakkan setelah terkena serangan Naga Hijau. Pucuk senapan penembak petir milik Selim dan Irvan patah. Sementara, sebagian tubuh Aryan yang sudah menjadi besi juga patah dan hancur, meskipun dengan cepat Aryan dapat mengembalikan bagian tubuhnya yang hilang dengan mengambil besi robot-robot yang sudah hancur di area gladiator untuk ditambahkan pada bagian tubuh besinya yang telah hancur.

Irvan kembali terhempas menahan serangan kedua Naga Hijau. Ia berusaha melindungi Selim dan Aryan. Matanya nanar usai terkena hempasan serangan Naga Hijau. Tubuhnya tampak melemah, kemudian tak bergerak. Napasnya pun tidak lagi terdengar.

Selim bergegas hendak menggotong Irvan untuk menyelamatkanya dari terjangan Naga Hijau. Tetapi Aryan menahan tangan Selim karena Aryan merasa tidak ada gunanya menolong Irvan yang sudah mati. Menyelamatkan nyawa Selim yang masih hidup jauh lebih penting daripada mengurus sosok yang sudah mati. Tetapi Selim tidak bisa membiarkan kakak sepupunya terbaring begitu saja di tengah kobaran api.

Selim bersikeras menggotong Irvan dengan susah payah membawanya ke tempat yang lebih aman. Naga Hijau terlihat tersenyum sinis dan membiarkan Selim membawa tubuh Irvan. Bagi Naga Hijau, Selim dan Irvan sama sekali tidak penting. Naga Hijau ingin menyelesaikan tugas lama yang diberikan raja belasan tahun lalu kala ia merasa dipermalukan karena gagal menangkap seorang anak kecil bertelinga kelinci.

Anita langsung menyerang Naga Hijau setelah ia melahap habis sisa pasukan Janissary yang tergeletak tak berdaya di atas aspal bandara terapung itu. Taring siluman ularnya dan lidah panjangnya yang berdesis menyertai pukulan ekor raksasanya. Namun, Anita tak mampu menyentuh tubuh Naga Hijau sedikitpun. Semua serangannya tak ada yang bisa menggores kulit naga yang keras. Dengan senyumannya yang dipenuhi taring naga berapi, Naga Hijau menatap Anita seperti sedang berhadapan dengan bayi yang tak berdaya.

Naga Hijau adalah seorang siluman naga yang jauh lebih kuat daripada siluman ular seperti Anita. Ia memiliki kacamata laser panas digital yang menutupi tempurung kepala hingga matanya. Kacamata itu dilengkapi kamera, pengontrol, dan sensor.

Naga Hijau juga bisa memperbesar ukuran tubuhnya menjadi raksasa sama seperti siluman ular Anita. Begitu memperbesar ukuran tubuhnya, ia menjadi jauh lebih besar daripada Anita karena siluman naga adalah raja dari segala jenis siluman ular. Ia segera mencekik leher Anita dengan tangan besarnya yang dipenuhi kuku naga yang tajam. Kemudian ia menembakkan sinar laser dari kacamata digitalnya ke arah Anita hingga Anita kehabisan tenaga. Tubuh Anita tiba-tiba menyusut ke ukuran semula dan kaki ekor ularnya kembali menjadi kaki manusia.

Aryan yang awalnya berlari bersama Selim sambil menggotong Irvan menuju salah satu kapal udara yang akan membawa mereka kembali ke permukaan bumi, malah berbalik arah begitu melihat Anita sudah dilumpuhkan dan tergeletak bersama kobaran api. Posisi Hasyi pun sudah di ujung tanduk dan tinggal menunggu hitungan detik hingga Naga Hijau menangkapnya. Dari jauh, Aryan menyerang Naga Hijau dengan menggunakan tumpukan besi yang ia kerahkan. Aryan tidak bisa membiarkan siapapun temannya hilang, meskipun dia tahu jika nyawanya yang menjadi taruhan.

Naga Hijau ingin saat-saatnya menangkap Hasyi menjadi lebih dramatis. Ia bergerak perlahan-lahan. Ia tak ingin tugas lamanya berakhir tanpa kesan apapun. Ia masih selalu ingat kegagalan menjalankan tugas dari raja beberapa tahun lalu untuk memburu anak kecil bertelinga kelinci.

Padahal dengan mudah semburan api biru Naga Hijau bisa menghentikan serangan Aryan. Tetapi perhatiannya sama-sekali tak bisa teralihkan. Ia akan menghabisi Aryan begitu selesai berurusan dengan Hasyi. Meskipun napasnya sudah hampir habis karena menghirup asap dari kebakaran dan hampir pingsan, Aryan tetap pada prinsipnya. Ia harus melewati susah dan senang  bersama teman-temannya. Ia tak pernah meninggalkan temannya sesulit apapun keadaannya.

Karena sikapnya yang kekanak-kanakan, Aryan tidak peduli dengan nyawanya sendiri. Aryan langsung menaiki sebuah sepeda motor besar yang entah darimana ia dapatkan, menancapkan gas, dan langsung mengendarai motor itu dengan gaya pembalap ulung. Ia mencoba menabrakkan motor itu dengan bermanuver hingga motornya jungkir balik ke arah Naga Hijau. Tetapi usahanya sia-sia, motor itu sudah melepuh lebih dulu terkena api biru yang keluar dari uap panas tubuh Naga Hijau. Sebelum berpikir dua kali untuk menyerang Naga Hijau dengan sepeda motornya, tubuh Aryan terhempas hingga pergelengan tangan kirinya patah terkena besi motornya yang telah melepuh.

“SINI KAU BOCAH PECUNDANG!” raungan napas semburan api biru di mulut Naga Hijau begitu bergelora. ”Kelinci seperti dirimu tidak akan pernah menang melawan naga! KAU TIDAK AKAN BISA SEMBUNYI!!”  gertak Naga Hijau sambil mencoba menangkap Hasyi dengan cakar siluman naganya yang sangat besar dan tajam. Hasyi sedang bersembunyi di balik bangku penonton yang sudah dijilati kobaran api. Naga Hijau tidak peduli meskipun bangunan di atas Hasyi yang telah terbakar mungkin saja bisa menimpanya.

Sambil menutup kedua telinga kelincinya, Hasyi membuka ponselnya berusaha mencari lagu kesukaannya apapun itu. Ia berusaha tetap tenang meskipun nyawanya berada di ujung tanduk. Ia selalu bisa berpikir jernih jika ia tenang, berbagai kata-kata bisikan keluar dari mulutnya. Ia berbicara sendiri. Seperti biasa ia memilah informasi untuk dirinya sendiri demi menentukan siasat. Hasyi langsung tergerak untuk menyalakan kembali sepatu jet terbang yang dipasangkan Selim meskipun kepalanya masih terasa berat.

Kepala Hasyi mendidih. Ia sebenarnya hampir kehabisan akal untuk keluar dari situasi ini. Jika pemimpin regu yang terkuat seperti Irvan dan Anita saja gagal menghadapi Naga Hijau, apalagi seorang anggota biasa yang lemah dan pengecut seperti dirinya. Tapi ia percaya jika ia tenang, ia dapat menyelesaikan segala masalah. Setelah tubuh cyborgnya dimodifikasi oleh Selim, Hasyim dapat leluasa mengubah  iris mata merah menyala siluman apinya yang sebelah kiri dengan mata eyeborg yang dipenuhi kamera digital. Ia merasa sambil memacu sepatu jet terbang, ia bisa menembak tepat sasaran.

Sekarang Hasyi harus berpikir bagaimana bisa lolos dari situasi ini. Naga Hijau memiliki kulit luar yang sangat keras. Jika diserang dari luar tak akan mempan. Jadi Hasyim harus menghancurkan tubuh lawan dari dalam.

Tubuh siluman naga pastinya dipenuhi dengan api. Jika api di dalam tubuhnya sampai meledak, seluruh tubuh Naga Hijau pasti juga akan ikut hancur terkena ledakan api di dalam tubuhnya sendiri. Bubuk mesiu yang tersimpan di dalam tubuh cyborg Hasyim pasti bisa mematik dan meledakkan api yang ada di dalam tubuh siluman naga. Dengan demikian, Hasyi berpikir masih bisa mengalahkan lawan dan melarikan diri. Kepala Hasyi terus berputar memikirkan cara terbaik memasukkan bubuk mesiunya ke dalam tubuh Naga Hijau. Jika bertarung secara adil menggunakan kekuatan Asura, sudah dapat dipastikan Hasyi akan kalah dengan mudah melawan Naga Hijau. Tetapi jika Hasyi menjalankan rencananya menggunakan bubuk mesiu untuk mengalahkan lawan, Hasyi mungkin akan menang. Ia tahu siasatnya agak tidak masuk akal, tapi rencananya itu layak untuk dicoba.

Hasyi menghela napas mencoba mengumpulkan sisa-sisa keberaniannya. Ia menyalakan seluruh tembakan jangkarnya yang ada di tubuh cyborgnya, dengan amarah dan dendam kepada Naga Hijau yang menyakiti teman-temanya. Ia juga masih ingat kenangan masa lalunya saat Naga Hijau hampir saja membunuh ibunya dan dirinya ketika masih kecil.

Hasyi memberondongkan peluru yang tersisa ke arah tubuh raksasa Naga Hijau. Sebelah jangkar maneuver roketnya kini turut hancur dan agak berkarat terkena bubuk mesiu yang baru saja ia lesatkan dari tabung besi. Tangan Hasyi dipersenjatai dengan jangkar berpeluncur roket serta senapan serbu yang sarat dengan persenjataan mikro yang sanggup menyemprotkan area itu dengan hujan pecahan peluru.

Hasyi mendapatkan serangan balasan berupa laser panas dari kacamata digital Naga Hijau dan semburan napas api biru dari mulutnya. Tetapi sepatu jet terbang yang dipasangkan Selim di kaki Hasyi jauh lebih cepat daripada serangan laser panas Naga hijau. Tak ada satu pun serangan Naga Hijau yang menyentuh Hasyi yang melesat secepat suara.

Setelah lama mengamati, Hasyi menyadari jika dalam melakukan serangan Naga Hijau selalu memiliki jeda selama 25 detik menghela napas untuk melancarkan serangan berikutnya. Di saat menghela napas itulah Hasyi memiliki kesempatan untuk menembakkan bubuk mesiu dari salah-satu meriam dari tubuh cyborgnya ke arah mulut Naga Hijau agar siluman naga itu tidak sengaja menelannya dan meledakkan api dari dalam tubuhnya, meskipun mungkin ia tidak akan mati semudah itu, karena siluman sekuat dirinya pasti dengan mudah dapat menyembuhkan dirinya sendiri dalam hitungan detik.

Hasyi pun terbang bermanuver mengelilingi tubuh Naga Hijau yang sedang lengah karena  menghela napas. Ia menembakkan seluruh bubuk mesiu dalam tabung besi dan dilesakkan dengan jangkar roketnya. Ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, setiap Naga Hijau menghela napas. Ia harus berusaha sekuat tenaga menembakkan bubuk mesiunya ke dalam mulut Naga Hijau yang terbuka sampai peluru bubuk mesiunya habis.

Karena kemampuan konsentrasinya yang tinggi, Hasyi bisa melepas tembakan yang nyaris sempurna. Tembakan jangkar roket bubuk mesiunya yang sudah terpapar sedikit percikan api tepat sasaran. Seluruh peluru tabungnya masuk ke dalam mulut Naga Hijau yang sedang menghela napas. Selain menggunakan bubuk mesiu, Hasyi juga memasukkan sisa-sisa bom pipa ke mulut Naga Hijau untuk menambah efek ledakan.

Hasyi tidak menyangka jika rencananya yang ia sedikit tidak masuk akal ternyata berhasil meledakkan tubuh Naga Hijau dari dalam dan membuat sang lawan terkulai lemas di atas permukaan aspal. Kulit pori-pori Naga Hijau terus mengeluarkan asap. Tubuh Naga Hijau sudah gosong dan hampir tidak berbentuk. Ini kedua kalinya Naga Hijau yang dikenal hebat dipermalukan oleh seorang anak bertelinga kelinci. Embun napas dingin muncul seiring tubuh raksasa Naga Hijau yang menyusut perlahan-lahan ke ukuran semula. Tetapi dari wajahnya yang belum membusuk bisa dipastikan jika Naga Hijau belum mati.

Naga Hijau masih bisa bangkit. Ia kembali bertarung tetapi tubuhnya sudah tidak sekuat sebelumnya karena dipenuhi luka bakar bekas bubuk mesiu. Namun hanya beberapa saat ia mampu bangkit dan melawan. Kali ini ia berhasil ditaklukkan dengan mudah oleh Anita yang sudah sadar setelah pingsan beberapa saat lalu. Anita dengan cekatan menggigit lengan Naga Hijau dengan taring siluman ular. Aryan segera menyusul dengan memotong ekor Naga Hijau menggunakan besi tajam bekas kepingan robot yang telah hancur dari laga gladiator robot. Aryan mengepalkan tangannya meringkik puas setelah berhasil memotong ekor Naga Hijau. Naga Hijau pun kembali pingsan di tengah kobaran api.

Tim paramedis bergegas menolong Naga Hijau. Beberapa saat kemudian, ekor Naga Hijau yang telah dipotong Aryan tumbuh kembali.  

Bala bantuan Janissary datang mengepung bandara terapung. Selim menggunakan sengat kalajengking raksasa sebesar ekor raksasa Naga Hijau untuk mengeluarkan gas beracun. Selim segera menewaskan seluruh bala bantuan Janissary. Selim memang cinta damai, tapi ia bisa tertawa seperti iblis ketika membunuh orang yang melukai sahabatnya apalagi kakaknya. Kekuatan asura Selim akan semakin meningkat setiap kali ingin melindungi orang yang ia sayangi.  Selim yang awalnya cinta damai kini mulai haus darah. Ia bertekad untuk menghabisi setiap musuh-musuhnya ketika melihat Irvan terbaring kaku di sana.

Ini bukan pertama kalinya Hasyi selamat dari kematian. Entah mengapa keberuntungan dan ide cemerlang selalu melintas dari kepalanya. Ketika Hasyi mengosongkan kepalanya sejenak, menghela napas untuk mendapatkan ketenangan, ia selalu mendapat ide cemerlang yang mampir di kepalanya.

Terlepas dari kemampuannya dalam menjadi pilot cyborgnya dan menciptakan sebuah strategi, Hasyi memiliki fisik yang sangat lemah dan mungkin akan dengan mudah dikalahkan dalam pertarungan jarak dekat. Karena itu, Hasyi selalu berhati-hati dalam berencana dan sebisa mungkin menghindari pertarungan fisik.

Selim adalah pengemudi yang sangat ceroboh. Tetapi hanya dia yang mengerti cara mengemudikan kapal udara Zeppelin.

“Kak Irvan! Jangan tinggalkan aku, Kak! Aku dulu memang jarang mau berbicara dengan Kakak, tapi itu bukan karena aku tidak sayang sama Kakak, aku takut karena Kakak wajahnya sangat dingin dan pemarah ” Selim masih tersedu saat sedang mengendarai kapal udara yang baru saja mereka bajak dari salah satu pasukan Janissary. Kapal itu mengibaskan baling-balingnya, mengusir api yang mencoba menjilati badan kapal. Suasana di dalam kapal udara itu sangatlah gerah karena pendinginnya rusak dan di luar api masih menjalar. Air mata masih mengalir dari pipi Selim hingga membasahi dagunya.

Irvan yang dari tadi terbaring kaku tiba-tiba bergerak. “Aku tidak akan mati semudah itu anak cengeng!”

Napas Irvan masih terlihat berat. Kemudian ia menggosokan kepalan tangannya ke rambut Selim sambil tersenyum penuh kasih sayang. Di dada Irvan masing terpasang sebuah alat pacu jantung. Irvan selalu berusaha terlihat kuat di depan adik sepupu kesayangannya. Selim tetap mampu mengendalikan kapal udaranya dengan baik, meskipun konsentrasinya sempat teralihkan pada Irvan.

“Jangan menangis nanti aku justru akan cepat mati jika kau terus menangis. Aku tidak suka adik kesayanganku ini menangis,” ujar Irvan yang lalu beranjak dan mendekap tubuh Selim dari belakang. Irvan merasa tubuh Selim kini lebih berat daripada tubuhnya sendiri. Selim tidak terlihat gemuk namun karena terlalu banyak makan tubuhnya terasa lumayan berat bagi Irvan.

Sekitar 4.000 drone kerajaan dikerahkan untuk mengejar kapal udara regu pengumpan. Selim meminta Hasyi menyalakan gelombang energi pada tubuh cyborgnya yang berasal dari mesin uap. Gelombang itu untuk mematikan energi semua drone itu dan meledakkannya menjadi potongan besi. Hasyi tertawa terbahak-bahak melihat semua drone itu saling menghancurkan satu sama lain dan terjatuh ke permukaan bumi. Dengan cekatan, Selim dapat bermanuver membuat kapal udara mereka tak dapat dilacak.

Seumur hidupnya baru sekali ini Hasyi hampir membunuh orang. Ia merasa bersalah meskipun perbuatannya untuk melindungi  semua sahabat sejatinya. Pertumpahan darah baginya adalah opsi terakhir dalam segala situasi. Bangunan bandara terapung itu luluh-lantak. Roboh satu per satu ke permukaan bumi bagaikan potongan puzzle yang terbalik. Pecahan besi yang terjatuh itu mengeluarkan api yang hampir membakar gedung-gedung di bawahnya, jika api dari pecahan bandara terapung itu tidak terurai oleh gumpalan awan.

Regu pengumpan yang awalnya hanya berniat sekadar mengalihkan perhatian Naga Hijau agar tidak mengganggu regu lain yang sedang membebaskan tahanan politik, justru bertarung habis-habisan sampai membuat Naga Hijau beserta pasukannya babak belur dan hampir mati. Tapi yang paling penting, regu pengumpan bisa kembali dengan selamat dan identitas wajah mereka di balik topeng tetap aman.

***

Tugas regu pengumpan tak hanya sebatas mengalihkan perhatian kekuatan kerajaan agar regu lain dapat membebaskan tahanan politik. Mereka juga sering ditugaskan untuk menjarah kereta kuda yang berasal dari pertambangan emas. Kereta kuda itu biasanya menuju kantor gubernur atau wali kota.

Regu pengumpan dari Tanduk Berlian merampas kereta kuda berisi emas dan uang pajak rakyat untuk biaya perang sipil organisasi dan sisanya disumbangkan kepada orang-orang miskin.

Namun misi Tanduk Berlian tak selalu mulus. Pernah suatu ketika kereta kuda itu sebuah jebakan yang dipasang pihak kerajaan untuk memancing pemberontak yang bertugas menjarah. Pihak kerajaan ingin menangkap mereka dan menginterogasinya serta memaksa mereka menceritakan semua hal tentang Tanduk Berlian.

Gerobak itu sebenarnya tidak berisi emas ataupun uang pajak rakyat. Gerobak itu membawa sekelompok pasukan cadangan dengan menyandang senapan dan granat lengkap yang siap menembak mati pemberontak yang membuka gerobak. Serangan tak terduga seperti itu biasanya berhasil menjebak banyak pemberontak.

Untungnya, regu pengumpan yang dipimpin Anita dan Irvan selalu berhasil selamat dari jebakan. Mereka bisa mengetahui dengan mudah, mana kereta kuda yang berisi emas dan uang pajak ataupun kereta kuda berisi jabakan pasukan bersenapan di dalamnya. Aryan selalu memberi peringatan pada regunya dengan menusukkan pedangnya dari jauh hingga menusuk topi laksamana yang memimpin kompi di dalam gerobak dan membuat topinya tertancap ke pohon bersama ayunan pedang Aryan. Tentu, hingga kini identitas regu pengumpan ini juga belum diketahui karena selalu mengenakan topeng Guy Fawkes.

 

***

Raja Ghaozon sama-sekali tidak peduli dengan kerusakan yang terjadi di bandara terapung. Raja memang tidak pernah peduli dengan fasilitas umum yang dimiliki rakyat bahkan nyawa rakyatnya sendiri. Namun jika kediamannya dan kediaman putri kecilnya sampai diganggu ia baru akan mendeklarasikan perang pada Tanduk Berlian.

Jika berbicara, raja memang sangat ramah. Tetapi jika ada orang yang mengkritik apalagi tidak setuju dengan kebijakannya, ia tak segan menghukum mati orang yang paling dekat dengannya sekalipun. Hal itu pernah terjadi ketika Raja Ghaozon membunuh Pasha Bey yang sudah mengabdi selama lebih dari 20 tahun. Raja membunuh Pasha Bey secara sembunyi-sembunyi. Perdana menteri kerajaan itu mati di tangan penembak misterius.

Namun banyak orang yang menduga Raja Ghaozon yang membunuh Pasha Bey karena belakangan Pasha Bey seringkali mengkritik kebijakan-kebijakan raja yang tak memihak rakyat. Apalagi sejak lama raja curiga Pasha Bey terlibat dalam upaya kudeta beberapa tahun silam.

Pasha Bey juga menyampaikan pada para bangsawan dan lalu mengungkap pada publik tentang skandal pencurian kalung berlian yang dilakukan Putri Hasya, meskipun belum terbukti. Lantaran khawatir posisinya terancam Pasha Bey yang memiliki banyak pengikut di kalangan rakyat, raja pun mengeksekusi perdana menterinya.

Raja Ghaozon memutuskan untuk tidak mengangkat perdana menteri baru dalam waktu dekat untuk mencegah kepanikan rakyat. Kebijakan-kebijakan raja sejauh ini selalu membuat rakyat tak puas. Raja juga dinilai pengecut karena seringkali mengesahkan undang-undang di tengah malam kala sebagian besar rakyat masih tertidur lelap. Sehingga rakyat tak sempat menggelar demonstrasi untuk memprotes karena undang-undang itu telah berlaku sejak malam pengumuman.

Kerajaan memberikan tentara kekebalan lebih dari peradilan ketika melakukan operasi keamanan dalam negeri. Untuk mengajukan peradilan terhadap komandan harus memerlukan persetujuan dari perdana menteri, sementara tentara pangkat yang rendah cukup dengan persetujuan gubernur. Aturan hukum tersebut dipandang sebagai bagian dari pengurangan hubungan ketegangan, terutama dalam situasi politik antara pemerintah dan militer.

Beberapa minggu lalu sempat terjadi upaya kudeta terbesar yang dilakukan Tanduk Berlian. Mereka sempat mengerahkan pasukan dan senjata berat, termasuk tank, helikopter, dan jet tempur, untuk merebut gedung-gedung pemerintahan di ibu kota.

Terdengar tembakan di beberapa lokasi di Rumeli Hisari. Jet tempur terbang rendah. Helikopter berseliweran di atas udara ibu kota. Tank terlihat menembak di dekat gedung parlemen Miggleland. Ada ledakan di parlemen, belum jelas apakah dari tank atau ada bom. Beberapa orang, sipil maupun aparat, tertembak.

Tanduk Berlian memasuki gedung stasiun televisi yang dimiliki pemerintah. Mereka meminta sebagian staf pergi, mencabut sambungan telepon, lalu memaksa penyiar membacakan maklumat kudeta. Isi maklumat itu di antaranya memastikan seluruh gedung pemerintahan di ibu kota telah mereka kuasai. Mereka akan merebut semua lembaga administratif di negara ini untuk mengembalikan tatanan konstitusi, hak asasi manusia, serta kebebasan rakyat.

Raja Ghaozon mengimbau rakyat yang masih memiliki darah bangsawan untuk turun ke jalan berkumpul di alun-alun dan bandara melawan kudeta untuk menjaga status mereka sebagai pemilik darah bangsawan. Para bangsawan itu lalu membayar sebagian warga untuk ikut menentang kudeta. Raja percaya kekuatan rakyat lebih besar dari apapun. Kudeta Tanduk Berlian akhirnya gagal sehingga menyebabkan puluhan ribu tentara, polisi, dan pegawai negeri diberhentikan atau diskors dari pekerjaan mereka, dan ribuan lainnya dipenjara.

Raja Ghaozon paham Rumeli Hisari, ibu kota kerajaan, berada di titik aliran sungai yang sangat datar. Ia mengembangkan senjata canggih berupa laser panas dan kubu pertahanan di sepanjang aliran sungai untuk mencegah penyeludupan senjata illegal. Upaya ini juga untuk mencegah pemberontak yang memasuki kota lewat hilir sungai. Namun lokasi kubu pertahanan terpencar cukup jauh satu dengan yang lainnya sehingga berpotensi memperlamban bala bantuan.

Raja membangun kubu pertahanan berupa sebuah parit besar selebar tiga meter dengan kedalaman lima meter yang dilindungi tonggak-tonggak berkepala tajam yang ditancapkan. Pasukan infantri terbaik di dunia pun harus berpikir dua kali untuk menyerang kubu pertahanan itu.

Di atas sungai bagian front utara istana, raja membangun tanggul yang dilengkapi pintu air. Ketika pintu air dibuka, banjir bandang akan menyerbu bivak pemberontak berupa kamp-kamp perlindungan. Raja juga membangun tiga skuadron kavileri, sejumlah kapal terbang atau pesawat terbang militer yang membentuk suatu kesatuan untuk pertahanan udara. Selain itu kerajaan juga memiliki ratusan drone robot tempur militer yang siap menembak semua pesawat jet asing mencurigakan yang terbang di atas kota.

Raja juga membangun dan menggali sebuah gudang mesiu dari beton yang mampu menampung berton-ton mesiu dan peluru berbagai kaliber. Kalaupun berhasil dikepung lawan, gudang itu akan sangat berguna untuk menjaga stok ketersediaaan senjata dalam waktu yang sangat panjang.

Istana juga membangun barak yang berdaya tampung 16.800 tentara. Sekitar 120.000 kuli direkrut oleh wali kota Rumeli Hisari. Sebulan kemudian hunian barak itu siap dilindungi dengan parit sedalam 100 meter. Pepohonan diangkat satu meter untuk menghambat pasukan pejalan kaki maupun kavileri lawan, tanpa mengganggu pandangan. Front utara saling dihubungkan parit sebagai tempat berlindung prajurit di medan perang, dilengkapi berikade kawat berduri.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama