Meskipun kanji 馬 (Uma) dan 鹿(Shika)  secara harfiah berarti "kuda" dan "rusa" masing-masing, saat digabungkan untuk membentuk kata "baka", maknanya menjadi "bodoh" atau "tolol" dalam bahasa Jepang. Kata yang satu ini hampir selalu ditemukan di dalam anime atau drama Jepang, sehingga sangat umum diketahui. Baka sering kali diterjemahkan sebagai “idiot” dalam bahasa Inggris atau sebagai “bodoh” dan “tolol” dalam bahasa Indonesia.  

Baka dapat ditulis dengan huruf kanji (馬鹿), tetapi lebih sering ditulis dalam huruf hiragana (ばか) atau katakana (バカ). Sebab secara etimologi, karakter kanji 馬鹿 (baka) juga digunakan untuk sebuah hewan yaitu “horse deer” atau “kuda rusa” yang merupakan makhluk mitologi.

Asal-usul penggunaan kanji 馬 dan 鹿 untuk membentuk kata "baka" tidaklah jelas. Ada beberapa teori yang beredar tentang asal-usulnya, namun tidak ada yang dapat dipastikan kebenarannya.

Salah satu teori yang populer adalah bahwa penggunaan kanji 馬 dan 鹿 dalam kata "baka" berasal dari zaman Heian (794-1185), ketika orang-orang kaya suka memelihara kuda dan rusa. Kuda dan rusa dianggap sebagai hewan yang ceroboh dan tidak pintar, sehingga kata "baka" digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat tersebut. Kemudian, kanji 馬 dan 鹿 dipilih untuk mengekspresikan makna kata "baka" karena kuda dan rusa dianggap lucu dan menggemaskan.

Namun, pada zaman modern, kata "baka" lebih sering ditulis dengan huruf kana daripada menggunakan kanji 馬鹿. Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa penggunaan kanji 馬鹿 terkadang dapat memberikan nuansa yang lebih kasar atau tidak sopan.

'Baka' adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti 'bodoh' atau 'idiot'. Kata 'baka' ini terdiri dari dua kanji yang digabung, yaitu kanji 'kuda' (馬) dan 'rusa' (鹿). Mengapa gabungan kanji ini menghasilkan makna yang jauh dari kedua binatang tersebut? Hal ini memiliki sejarah menarik.

Menurut cerita, asal usul penggunaan kanji 'kuda' dan 'rusa' dalam kata 'baka' berasal dari literatur klasik Tionghoa yang disebut Xinyu (新語), yang ditulis oleh Lu Jia (陸賈) pada zaman dinasti Han Awal. Dalam literatur tersebut, ada bagian yang menggambarkan dialog antara Kaisar Qin Er Shi dan kasim Zhao Gao yang membicarakan tentang kuda dan rusa.

秦二世之時,趙高駕鹿而從行。
Qín Èrshì zhī shí, Zhào Gāo jià lù ér cóng xíng.

王曰:「丞相何為駕鹿?」
Wáng yuē: “Chéngxiàng héwéi jià lù?”

高曰:「馬也。」
Gāo yuē: “Mǎ yě.”

王曰:「丞相誤也,以鹿為馬。」
Wáng yuē: “Chéngxiàng wù yě, yǐ lù wéi mǎ.”

高曰:「陛下以臣言不然,願問群臣。」
Gāo yuē: “Bìxià yǐ chén yán bùrán, yuàn wèn qúnchén.”

臣半言鹿,半言馬。
Chén bàn yán lù, bàn yán mǎ.

當此之時,秦王不能自信其目,而從邪臣之說。
Dāng cǐ zhī shí, Qín wáng bùnéng zìxìn qí mù, ér cóng xiéchén zhī shuō.

Kurang lebih terjemahannya adalah sebagai berikut:

Selama masa pemerintahan Kaisar Qin Er Shi, kasim Zhao Gao menunggangi seekor rusa untuk jalan-jalan dengan kaisar.

Kaisar berkata: "Gao, mengapa kamu menunggangi seekor rusa?"

Gao berkata: " (ini adalah) seekor kuda."

Kaisar berkata: "Gao, kamu salah. Kamu menyebut rusa sebagai kuda."

Gao berkata: "Yang Mulia, Anda mengabaikan perkataan saya. Silakan minta pendapat para menteri."

Saat ditanya, separuh dari menteri mengatakan bahwa binatang tersebut adalah rusa, dan separuhnya lagi mengatakan bahwa binatang tersebut adalah kuda.

Pada saat itu, Kaisar Qin tidak percaya dengan matanya sendiri, dan ia memilih untuk mempercayai kata-kata dari para menteri jahat tersebut.

Selain itu, ada sebuah peribahasa Tiongkok yang berasal dari literatur tersebut, yaitu 指鹿為馬 (zhǐlùwéimǎ) — atau versi bahasa Jepangnya 鹿を指して馬となす (shika o sashite uma to nasu) — yang secara harfiah berarti 'menunjuk rusa dan memanggilnya kuda'. Namun, arti sebenarnya dari peribahasa ini adalah 'salah menafsirkan mana yang benar dan mana yang salah'.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama