Review Artikel Penelitian I
Topik |
Prilaku
Prososial, Penalaran moral mahasiswa dan Rasa Syukur |
Penulis |
Dzikrina Anggie Pitaloka dan Annastasia
Ediati |
Tahun |
2015 |
Judul |
RASA SYUKUR DAN
KECENDERUNGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO |
Jurnal |
Jurnal Empati
Fakultas Psikologi |
Volume &
Hal. |
Volume 4(2), 43-50 |
Website |
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/14890 |
Diakses Tgl |
16 Mei 2024 |
Problem (inti masalah) |
Semakin rendah rasa syukur, maka semakin rendah kecenderungan
perilaku prososial. |
Metode |
Pendekatan: (eksperimen atau non eksperimen?) Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian non-eksperimen. Penelitian ini lebih fokus pada pengamatan dan analisis data yang sudah ada menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan Skala Rasa Syukur (35 aitem valid, α=0.932) dan Skala Kecenderungan Perilaku Prososial (10 aitem valid, α=0.607). Penelitian tersebut tidak melibatkan manipulasi variabel independen (rasa syukur), tetapi lebih fokus pada pengukuran hubungan atau korelasi antara variabel independen dan variabel dependen (kecenderungan perilaku prososial). Metode pengumpulan data menggunakan skala untuk mengukur kedua variabel tersebut, bukan dengan melakukan intervensi atau manipulasi terhadap mereka. Subjek: Subjek penelitian
adalah Mahasiswa angkatan
2013 Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro. Variabel
bebas dalam penelitian
ini adalah rasa
syukur. Variabel tergantungnya adalah kecenderungan perilaku prososial. 29 laki-laki dan 50 perempuan
Mahasiswa Psikologi Universitas
Diponegoro Prosedur: Peneliti menentukan
korelasi antara rasa syukur dan prilaku prososial terhadap Mahasiswa angkatan
2013 Fakultas Psikologi
Universitas Diponegoro, menggunakan skala rasa
syukur dan skala kecenderungan perilaku prososial. Mahasiswa angkatan
2013 memiliki rentang
usia antara 18-21
tahun yang termasuk
masa perkembangan remaja akhir.
Skala kecenderungan perilaku
prososial diadaptasi dari
alat ukur yang dikembangkan oleh Carlo dan Randall (2002) yang telah
melalui proses penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan
cara menjabarkan bentuk perilaku prososial yaitu (a) altruistik(altruistic);
(b) patuh(compliant); (c) emosional (emotional); (d) publik (public); (e)
anonim (anonymous); (f) krisis
(dire). Rasa syukur
diungkap dengan mengadaptasi skala yang disusun oleh Watkins, Woodward, Stone,
dan Kolts (2003). Di dalamnya mengukur(a) perasaan berlimpah(sense of abundance; (b)apresiasi terhadap
orang lain(appreciation of others); (c) apresiasi pada hal yang
sederhana(appreciation of simple pleasures) Desain eksperimen: (bila penelitian eksperimen) - |
Hasil dan
interpretasi |
Hasil
pengujian hipotesis: Terdapat hubungan positif dan signifikan antara rasa syukur dan kecenderungan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro untuk berperilaku prososial. Semakintinggi rasa syukur, makasemakintinggikecenderungan perilaku prososial, sebaliknya, semakinrendah rasa syukur, makasemakinrendahkecenderungan perilaku prososialpadamahasiswa Berdasarkan hasil
analisis data ditemukan
bahwa hasil uji validitas
Skala Kecenderungan Perilaku
Prososial (SKPP) dari 23 aitem menjadi 10 aitem yang memiliki daya beda aitem
antara 0,346 sampai dengan 0,481. Koefisien reliabilitas SKPP sebesar
0,742.Hasil uji validitas Skala Rasa Syukur (SRS) 44 aitem menjadi 35 aitem
yang memiliki daya beda aitem antara 0,336 sampai 0,723. Koefisien
reliabilitas SRS sebesar 0,932. Sebagian besar (53,16%) subjek penelitian ini memiliki rasa syukur yang tinggi.Kemungkinan faktor yang mempengaruhi subjek memiliki rasa syukur yang tinggi adalah pengaruh dari lingkungan sekitar.Pada remaja, rasa syukur berhubungan positif dengan persepsi terhadap teman sebaya dan dukungan sosial keluarga; optimisme; mendorong dukungan emosional; dan kepuasan dalam menjalanihidup di sekolah, keluarga, komunitas, teman, dan diri sendir |
Kritik |
Hasil penelitian
RASA SYUKUR DAN KECENDERUNGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO Penelitian ini memiliki beberapa poin penting yang dapat dikritik dari segi validitas, reliabilitas, dan interpretasi data. Berikut adalah beberapa kritik yang dapat diberikan: 1. Validitas
Skala Kecenderungan Perilaku Prososial (SKPP): Jumlah Item yang
Berkurang: Dari 23 item, hanya 10 item yang valid. Ini menunjukkan bahwa
lebih dari setengah item awal dianggap tidak valid, yang bisa berarti bahwa
skala awal kurang tepat dalam mengukur perilaku prososial. Perlu dilakukan
analisis lebih mendalam untuk memahami mengapa banyak item yang gugur. Daya Beda Item: Rentang daya beda item
antara 0,346 sampai 0,481 cukup baik, tetapi cenderung rendah. Idealnya, daya
beda item sebaiknya di atas 0,3, namun lebih baik jika mendekati atau
melebihi 0,5 untuk menunjukkan bahwa item tersebut dapat membedakan antara
individu dengan perilaku prososial tinggi dan rendah dengan lebih baik. 2. Reliabilitas
Skala Kecenderungan Perilaku Prososial (SKPP): - Koefisien Reliabilitas: Reliabilitas
sebesar 0,742 cukup memadai, namun bukan yang terbaik. Standar umum untuk
reliabilitas yang baik adalah di atas 0,7, tetapi lebih diharapkan mendekati
atau melebihi 0,8 untuk memastikan konsistensi pengukuran. 3. Validitas
Skala Rasa Syukur (SRS): Jumlah Item yang Berkurang: Dari 44 item,
hanya 35 item yang valid. Pengurangan ini lebih sedikit dibandingkan SKPP,
yang menunjukkan skala awal SRS lebih baik dalam mengukur rasa syukur. Daya Beda
Item:Rentang daya beda item antara 0,336 sampai 0,723 cukup bervariasi.
Adanya item dengan daya beda yang sangat tinggi menunjukkan item tersebut
sangat baik dalam membedakan individu dengan tingkat rasa syukur yang
berbeda. 4. Reliabilitas
Skala Rasa Syukur (SRS): Koefisien Reliabilitas: Reliabilitas sebesar
0,932 sangat baik dan menunjukkan bahwa skala ini konsisten dalam mengukur
rasa syukur. 5. Hubungan
antara Rasa Syukur dan Perilaku Prososial: Koefisien
Korelasi: Korelasi sebesar 0,344 dengan p = 0,001 menunjukkan hubungan yang
positif dan signifikan, meskipun kekuatan korelasinya sedang (tidak terlalu
kuat). Uji Linieritas: Hasil uji linieritas (p =
0,002, F = 8,241) menunjukkan bahwa hubungan antara rasa syukur dan perilaku
prososial bersifat linier, namun nilai F yang tidak terlalu besar menunjukkan
variabilitas yang tidak sepenuhnya terjelaskan oleh model linier. Sumbangan Efektif: Rasa syukur menjelaskan
11,8% dari variabilitas perilaku prososial, yang berarti ada 88,2% faktor
lain yang mempengaruhi perilaku prososial. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun
rasa syukur penting, ada banyak faktor lain yang perlu diteliti lebih lanjut. 6. Interpretasi
Data dan Kesimpulan: Hipotesis
Diterima: Data mendukung hipotesis
bahwa rasa syukur berhubungan dengan perilaku prososial. Namun, interpretasi bahwa
semakin tinggi rasa syukur maka semakin tinggi perilaku prososial perlu
dipertimbangkan dalam konteks bahwa hubungan ini meskipun signifikan, tidak
terlalu kuat. Faktor
Lingkungan: Sebagian besar subjek memiliki rasa syukur yang tinggi.
Penjelasan bahwa faktor lingkungan seperti dukungan sosial mempengaruhi rasa
syukur perlu dibuktikan dengan data tambahan dan tidak hanya berdasarkan
asumsi atau referensi literatur lain. |
Yang Perlu
Ditambahkan |
Rentang Nilai Koefisien Korelasi 1. *-1 hingga
-0,7*: Korelasi negatif kuat 2. *-0,7 hingga
-0,3*: Korelasi negatif sedang 3. *-0,3 hingga
-0,1*: Korelasi negatif lemah 4. *-0,1 hingga
0,1*: Tidak ada atau korelasi sangat lemah 5. *0,1 hingga
0,3*: Korelasi positif lemah 6. *0,3 hingga
0,7*: Korelasi positif sedang 7. *0,7 hingga
1*: Korelasi positif kuat Secara
keseluruhan, penelitian ini telah menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara rasa syukur dan perilaku prososial, namun ada beberapa area yang
memerlukan perbaikan dan analisis lebih lanjut untuk meningkatkan validitas
dan reliabilitas alat ukur serta pemahaman yang lebih dalam tentang faktor-faktor
lain yang mempengaruhi perilaku prososial. |
Posting Komentar