Pada anak usia dini, kemampuan kognitif diartikan sebagai seberapa jauh kemampuan anak untuk berpikir, memahami, mengeksplorasi, dan mencari tahu saat stimulasi berlangsung. Stimulasi bisa berangkat dari hal-hal yang ada di sekitar anak-anak, sesuai dengan cakupan respons panca indra mereka.
Secara alamiah, perkembangan kognitif ini akan menentukan seberapa cerdas seorang anak di masa depan.
Lev Vygotsky adalah seorang ahli psikologi Soviet yang terkenal dengan teori perkembangan kognitif dan konsep zona perkembangan proximal (ZPD). Ia mengemukakan bahwa interaksi sosial dan lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif anak-anak. Teorinya sering dibandingkan dengan teori Piaget, yang menekankan lebih pada perkembangan individu secara internal.
Jean Piaget dan Lev Vygotsky adalah dua tokoh terkemuka dalam psikologi perkembangan yang memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman kita tentang perkembangan kognitif anak. Berikut adalah perbedaan utama antara pandangan mereka:
1. Proses Perkembangan Kognitif
Jean Piaget
Tahapan Perkembangan: Piaget mengusulkan bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui serangkaian tahap yang kaku dan berurutan. Tahapan tersebut adalah:
1. Sensorimotor (0-2 tahun): Anak belajar melalui pengalaman sensorik dan gerakan.
2. Praoperasional (2-7 tahun): Anak mulai menggunakan simbol (seperti kata-kata dan gambar) untuk mewakili objek.
3. Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak mulai berpikir logis tentang acara konkret tetapi mengalami kesulitan dengan konsep abstrak.
4. Operasional Formal (11+ tahun): Anak dapat berpikir secara abstrak dan menguji hipotesis.
Proses Internal: Menurut Piaget, anak-anak secara aktif membangun pemahaman mereka tentang dunia melalui proses asimilasi (mengintegrasikan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada) dan akomodasi (mengubah skema yang ada untuk mengakomodasi informasi baru).
Lev Vygotsky
Zona Perkembangan Proksimal: Vygotsky memperkenalkan konsep zona perkembangan proksimal (ZPD), yang merujuk pada rentang tugas yang dapat dilakukan anak dengan bantuan dan bimbingan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.
Peran Sosial dan Budaya: Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dan konteks budaya dalam perkembangan kognitif. Menurutnya, perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi oleh bahasa dan interaksi sosial dengan orang lain.
Scaffolding: Vygotsky menekankan konsep scaffolding, di mana orang dewasa atau teman sebaya memberikan dukungan yang tepat untuk membantu anak mencapai tugas yang berada di luar kemampuan mereka saat ini.
2. Peran Sosial dalam Perkembangan
Jean Piaget: Menganggap perkembangan kognitif sebagai proses yang lebih individualistik. Menurut Piaget, interaksi sosial penting tetapi tidak sekrusial dalam teori Vygotsky.
Lev Vygotsky: Menekankan bahwa perkembangan kognitif tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya. Interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya dianggap sangat penting untuk perkembangan kognitif.
3. Peran Bahasa
Jean Piaget: Melihat bahasa sebagai produk dari perkembangan kognitif. Dengan kata lain, perkembangan kognitif mendahului perkembangan bahasa.
Lev Vygotsky: Menganggap bahasa sebagai alat penting untuk perkembangan kognitif. Menurutnya, bahasa adalah alat utama untuk berpikir dan memahami dunia.
4. Pandangan tentang Anak
Jean Piaget: Melihat anak sebagai ilmuwan kecil yang secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri melalui eksplorasi dan eksperimen.
Lev Vygotsky: Melihat anak sebagai pelajar yang dipandu oleh interaksi sosial dan bimbingan dari orang lain yang lebih berpengalaman.
Meskipun kedua teori ini memberikan wawasan yang berharga tentang perkembangan kognitif anak, mereka menekankan aspek yang berbeda. Piaget menekankan perkembangan melalui tahapan yang berurutan dan penekanan pada proses internal anak, sedangkan Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dan konteks budaya dalam mendorong perkembangan kognitif anak.
(Damar Pratama Yuwanto/berbagai sumber)
Posting Komentar