Poster Film Look Back. (Sumber: www.cgv.id).

JUDUL : Look Back

SUTRADARA : Kiyotaka Oshiyama

STARRING : Yumi Kawai Mizuki Yoshida

CENSOR RATING : SU

GENRE : ANIMATION

LANGUAGE : Japanese SUBTITLE : ENG & BAHASA IND

DURATION : 57 Minutes

Sinopsis

Fujino yang terlalu percaya diri dan Kyomoto yang tertutup, dua individu yang sangat berbeda, tetapi kecintaan mereka dalam menggambar manga menyatukan kedua gadis dari kota kecil ini, dalam kisah pedih tentang menjadi dewasa dan melangkah maju.

Review: 

Rating 8.5/10 

SPOILER ALERT! Awalnya, saya mengira film ini akan mirip dengan manga Bakuman, manga karya  kreator Death Note yang mengisahkan perjuangan mereka dalam menerbitkan manga. 

Bedanya, Bakuman lebih banyak mengandung unsur komedi dan slice of life, serta kerja keras untuk mendapat karir sementara Look Back lebih fokus pada adegan drama, persahabatan teman masa kecil dan perjuangan. Entah mengapa, saya merasa seperti menonton Laskar Pelangi dalam versi anime.

Selain kagum dan sedih, kesan utama yang saya rasakan saat menonton film ini adalah shock atau tertegun.

Cerita film ini sebenarnya sangatlah sederhana tentang dua orang gadis yang mengejar mimpi mereka dalam menggambar manga. 

Seperti Lagu persahabatan adalah kepompong. Mereka menonton bioskop bersama, jalan-jalan bersama, makan di restoran bersama, dan bahkan mencari referensi untuk menggambar manga di toko buku saat manga mereka mendapatkan serialisasi.

Hal yang membuat saya agak kecewa dengan anime layar lebar ini adalah durasinya yang terbilang terlalu singkat hanya 57 menit. Padahal, banyak hal yang bisa digali lebih dalam, seperti peran dan reaksi orang tua mereka ketika mereka menggambar manga sejak SMP  dan akhirnya diserialisasikan hingga menjadi anime —apakah mereka mendukung atau tidak. Selain itu, alasan mengapa Kyomoto sering bolos sekolah dan menjadi antisosial dengan menutup diri di kamar selama masa SD juga tidak dijelaskan secara rinci.

Menurut saya, film ini berpotensi lebih baik pada aspek pendalaman karakter jika menjelaskan alasan Kyomoto menutup diri dan memiliki rasa canggung sosial. Contohnya, karena dibully atau masalah keluarga, mengingat orang tua Kyomoto sama sekali tidak ditampilkan dalam film ini. 

Selain itu, banyak sekali adegan PowerPoint, selama beberapa detik kita hanya diperlihatkan gambar-gambar diam dengan lagu-lagu. Saat film ini baru dibuka kita akan diperlihatkan adegan dimana Fujino sedang menggambar selama satu menit di meja belajarnya dan hanya berupa gambar dengan sedikit penganimasian.

Untuk hal ini, saya masih bisa memaklumi. Namun, berbeda dengan adegan PowerPoint di 'The Promised Neverland Season 2' yang dikritik karena membuat cerita ambigu, melihat gambar diam di anime Look Back membuat saya terpukau karena gambar-gambarnya yang luar biasa indah dan mendetail.

Artstyle anime terasa seperti membawa penonton ke negeri dongeng sekaligus biografi mangaka saat masih anak anak yang penuh imajinasi. Meskipun pewarnaannya sederhana, kombinasi warnanya membuat mata saya merasa nyaman untuk memelototi layar bioskop selama 57 menit—tidak terlalu terang, namun sangat tajam dan cocok. Detail mata dalam anime juga membuat saya terkesima.

Plot twist yang membuat jantung saya berdebar adalah saat Fujino menonton berita TV di ruang kerjanya dan menyaksikan Kyomoto menjadi korban penusukan oleh orang tak dikenal di universitas seni.

Belum lagi konsep dunia alternatif yang menurut saya agak membingungkan, alur cerita film ini juga cenderung melompat-lompat. Saya agak kecewa (namun juga lega), setelah Kyomoto mati tiba tiba terjadi adegan flashback yang membuat Kyomoto hidup lagi karena ternyata kejadian itu hanya terjadi di salah satu universe. Emosi saya terasa dipermainkan oleh penulis cerita ini. Selain itu, ada adegan yang menunjukkan sebuah alam semesta alternatif di mana Kyomoto masih hidup karena sejarah berubah.

Sebenarnya, apakah Kyomoto mati dan adegan setelah dia menjadi korban penusukan hanya khayalan Fujino, ataukah dia hidup lagi di universe lain bisa diserahkan pada interpretasi pribadi masing-masing.

Terlepas dari kekurangannya Look Back adalah anime terbaik yang saya tonton di tahun 2024, Anime ini berhasil membuat jantung saya berdebar. Soundtrack nya juga membuat saya hampir meneteskan air mata, bahkan jika dibandingkan anime movie lain.

Saya bisa merasakan perasaan sedih dan tertekan di awal film ketika Fujino iri karena gambar Kyomoto yang sering bolos itu lebih bagus. Ternyata Kyomoto yang awalnya dia anggap saingan ternyata adalah fans terbesarnya.

Fujino juga berhasil membuat Kyomoto yang awalnya selalu mengurung diri dikamarnya, berani melihat dunia luar hingga hidupnya menjadi berwarna saat bertemu dengan Fujino, sahabat yang dia anggap sebagai guru dan sumber inspirasinya.

Pesan mendalam dari film anime ini adalah untuk tidak pernah berhenti berkarya meskipun ada orang lain yang lebih hebat dari kita, menikmati setiap momen yang kita miliki dengan orang yang kita cintai karena kematian tidak ada yang tahu, dan saling menghargai satu sama lain. Nilai-nilai ini menambah kekuatan film ini.

(Damar Pratama Yuwanto/berbagai sumber)


                 

   


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama